Sejumlah ibu warga Desa Kracak Kecamatan Ajibarang Banyumas Jawa Tengah melakukan ritual bersih diri di Sungai Kawung dengan cara keramas bersama di sungai. Namun keramas ini berbeda dengan keramas pada umumnya.<>
Untuk menjaga tradisi leluhur mereka, keramas dilakukan dengan menggunakan merang atau abu dari batang padi kering yang dibakar. Selain menjaga tradisi, keramas dengan merang juga dimaksudkan agar rambut ibu-ibu ini terlihat hitam, mengkilat dan bersih saat bulan Ramadhan nanti.
Sebelum keramas bersama, mereka terlebih dahulu membakar beberapa ikat batang padi kering yang telah mereka siapkan. Setelah dibakar, abu batang padi atau merang ini kemudian disaring di dalam ember. Merang inilah yang kemudian digunakan bersama-sama untuk keramas.
Peristiwa unik seperti itu juga dapat kita temui di Kabupaten Pati yang disebut dengan Padusan atau mandi basah atau keramas. Uniknya mereka berkumpul didaerah yang bernama Sendang Sani.
Sendang Sani merupakan pilihan favorit orang kabupaten pati untuk mandi jinabat atau padusan
Sendang tua yang konon peninggalan sunan muria itu posisinya sekitar 5 KM di sebelah utara kota pati, tepatnya di pertengahan antara telogowunggu dan kota pati.
Sendang yang di huni bulus yang berusia ratusan tahun itu setiap menjelang bulan ramadhan, selalu dipadati masyarakat untuk sekedar bertamasya atau padusan. karena selain ritual padusan itusendiri, air sendang sani dipercaya tempat wudlu sunan muria waktu melewati daerah sani. Istilah sani itu sendiri menurut cerita adalah nama bulus tua yang konon jelmaan dari murid sunan muria, tapi sebagian kisah menyebut sunan kali jaga yang bernama sani .
Ternyata tradisi semacam itu juga terdapat didaerah Kabupaten Tegal yang disebut oleh warga dengan nama Wuwungan . wuwungan sama dengan bersih diri dengan berkeramas , uniknya tradisi wuwungan ini dilakukan oleh masyarakat Kabupaten Tegal di bendungan sungai desa Danahwarih kecamatan Balapulang, sebuah bendungan sungai sebagai poros irigasi di Kabupaten Tegal.
Mereka melakukan tradisi unik itu menjelang 2 hari sebelum bulan suci datang, yang membuat beda dengan tradisi didaerah lain, bukan saja dilakukan oleh ibu-ibu tetapi juga anak-anak dan orang dewasa, mereka tidak hanya membawa dirinya tetapi , barang-barang sebagai sarana ibadah di Musholla atau Masjid juga ikut dibersihkan, seperti karpet, tiker dan barang-barang pribadi lain yang tidak pernah dikeluarkan dari rumah seperti paci, wajan dan lain sebagainya.
Menurut Rokhis (30) seorang warga desa Timbangreja Kecamatan Lebaksiu mengatakan, tradisi wuwungan memang sudah dilaksanakan sejak dulu, tetapi hanya sedikit orang yang menyebut namanya wuwungan. Mereka datang hanya terus mengikuti teman-teman yang lain mandi terus keramas dan tidak ketinggalan membawa perlengkapan ibadah di Musholla dan Masjid untuk disucikan bersama dirinya.
"Kami melakukan tradisi ini setiap menjelang bulan ramadhan. Tapi semakin tahun semakin tidak seramai dulu," ujar Rokhis yang ditemui setelah wuwungan , Jum’at (20/7). Lalu
Dengan pensucian diri ini, warga berharap bisa melaksanakan ibadah puasa dibulan ramadhan dengan hati yang bersih dan tulus. Selain itu, pensucian diri dengan cara keramas bersama ini juga dianggap sebagai bentuk rasa kebersamaan warga .
Senada dengan Rokhis , Afan Muzaki (28) guru MTs. Al Madina juga menyebutkan wuwungan di bendungan sungai Danahwarih sudah lama diikutinya, bahkan menurut penuturanya bukan saja warga sekitar yang turut berdatangan tetapi luar kota pun ada juga yang ikut menyaksikan sekligus juga ikut wuwungan.
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor: Abdul Muiz