Nasional

Wali Nyantri kepada Kiai Said (Bagian I)

Jumat, 20 Januari 2017 | 07:01 WIB

Wali Nyantri kepada Kiai Said (Bagian I)

Kiai Said (bersorban) ditemani Gus Rozin menyerahkan Ensiklopedi NU kepada personeli Wali Aan Kurnia (Apoy)

Jakarta, NU Online 
Personel grup musik Wali, Aan Kurnia, mewakili teman-temannya bertanya kepada Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj. Pertanyaan tersebut, menurut dia, tak hanya diajukan personel Wali, tapi fansnya yang disebut Parawali melalui Twitter dan grup Watshapp.

“Mohon maaf Pak Kiai, kami jangan dianggap selebritis. Kami santri Pak Kiai,” kata Aan yang akrab disapa Apoy yang ditemani personel lain, Farhan ZM atau Faank (vokalis), Ihsan Bustomi, dan Hamzah Shopi, serta manajemen Wali, di ruangan Kiai Said, lantai tiga gedung PBNU, Jakarta, Rabu sore (18/1).


Menurut Apoy, selama ini ia mengetahui NU dan Kiai Said hanya dari pemberitaan. Namun, sayangnya yang ia dapatkan permberitaan miring. Terutama pemberitaan tentang Kiai Said yang lebih toleran kepada non-Muslim.  

“Persepsi publik lebih permisif ke non-Muslim. Kami sebagai santri, sedikit tidak terima kiai kami disepertiitukan, karena bagi kami, membela kaum ulama itu kewajiban,” katanya kepada Kiai Said yang ditemani Sekretaris Jenderal PBNU A. Helmy Faishal Zaini, Ketua PBNU KH Hasyib Wahab, dan Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama KH Abdul Ghaffar Rozin.


“Kami ingin tahu NU. Kami ingin mengetahui ulama-ulama kami. Kira-kira begitu. Kami tidak ingin, mohon maaf, aliran sebelah berstatement yang memberitakan liar, mencoreng nama Pak Kiai,” lanjut Apoy, lulusan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta itu. 

Pertanyaan Kiai Said yang dianggap permisif kepada non-Muslim, dijawab Sekjen PBNU H. A. Helmy Faishal. Ia menjawab, hal itu adalah strategi dakwah NU, termasuk Kiai Said. Dakwah NU sebagaimana dilakukan Wali Songo yang melakukan pendekatan untuk mengislamkan orang kafir, bukan sebaliknya, mengkafirkan orang Islam.

“Satu hal yang disadari bahwa dakwah para ulama NU itu isinya mengislamkan orang kafir, bukan mengkafirkan orang Islam. Yang terjadi kan sekarang sebaliknya. Apa yang dilakukan Kiai Said itu mengislamkan orang,” tegas Helmy.

Cara berdakwah Kiai Said, lanjut Helmy, terbukti mendapatkan simpati kalangan non-Muslim. Beberapa kali di ruangan PBNU ini, ada yang menyatakan Islam.   


“Dengan posisi yang dilakukan Kiai Said hari ini, banyak yang diislamkan Kiai Said. Di Jepang 12 orang. Di Hongkong 2 orang,” tambahnya.


Bahkan, kata Helmy, di Hongkong ada seorang pembantu rumah tangga asal Indonesia yang menerjemahkan pidato Kiai Said tentang Islam untuk majikannya. Si majikan itu merasa tenang ketika mendengar penjelasan Islam dari Kiai Said. Si majikan pun ingin bertemu Kiai Said.  


Dulu, lanjut Sekjen, KH Abdurrhaman Wahid (Gus Dur) dihujat orang karena membuka hubungan dengan Israel. Belakangan kita ketahui, itu adalah upaya Gus Dur dalam berdiplomasi untuk membebaskan Palestina. 

Sementara pertanyaan tentang NU, dijawab Kiai Said sendiri. Menurut Kiai Said, NU adalah Ahlussunah wal-Jama’ah. Prinsipnya moderat dan toleran, menjalin persaudaraan sesama uamt Islam, sesama warga bangsa, sesama manusia. 

“Jadi, NU Tidak ada celah untuk radikal, toleran, moderat. Cita-citanya membangun persaudaraan sebangsa setanah air. Jadi, radikal tidak akan hidup di NU,” tegas Kiai Said.

Selain pertanyaan itu, Wali juga mengajukan beberapa pertanyaan lain yang diajukan kepada KH Said Aqil Siroj. (Abdullah Alawi)


Terkait