Jakarta, NU Online
Dalam kondisi saat ini, Muslimat NU menangkap ada satu kebutuhan warga bangsa umumnya dan warga Muslimat NU khususnya tentang hubungan kebangsaan, keagamaan, dan kenegaraan.
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muslimat NU Hj Khofifah Indar Parawansa saat menyampaikan sambutan pada acara Refleksi Kebangsaan 71 tahun Muslimat NU di Hotel Crown Plaza, Jakarat Pusat. Senin (27/3).
“Kami berharap pengerangkaan perspektif kebangsaan, keagamaan dan kenegaraan Muslimat melalui penempatan bagaimana pancasila hubungannya dengan NU. Pancasila dengan Islam. Pancasila, agama, dan negara ini bisa dipahami secara sederhana oleh warga Muslimat NU,” katanya
Menurutnya, pengerangkaan seperti ini bagi muslimat NU menjadi penting, agar yang di pelosok-pelosok, di gunung-gunung, dan di pesisir-pesisir tidak bingung.
Ia menambahkan, penemuan format tersebut yang nantinya bisa menempatkan perbedaan itu sebagai rahmat, ikhtilafu ummati rahmatun, perbedaan pendapat dilihat sebagai rahmat,
“Jangan sampai perbedaan menimbulkan petaka, jangan sampai perbedaan pendapat menimbulkan friksi,” kata perempuan kelahiran Surabaya 51 tahun yang lalu ini.
Pada kesempatan itu, ia berharap, diskusi kebangsaan yang diadakan Muslimat bisa menjadi referensi untuk ditindaklanjuti kegiatan diskusi bulanan di tingkat pusat, wilayah, dan cabang. (Husni Sahal/Fathoni)