Nasional

Ulama Aktor Perubahan Masyarakat

Senin, 25 November 2013 | 12:00 WIB

Brebes, NU Online
Ulama adalah aktor yang mampu memainkan peran melakukan perubahan masyarakat. Dan keaktoran ulama menjadi contoh yang bisa diteladani. Demikian dikatakan Pengasuh pesantren Al Hikmah 2 KH Sholahudin Masruri saat pembukaan pelatihan tokoh agama dalam pencegahan stunting di Kabupaten Brebes, Sabtu (24/11).
<>
Perubahan perilaku, kata Gus Sholah, demikian panggilan akrabnya, harus diperankan oleh aktor. Ulama itu sendiri memiliki pengaruh kuat bagi masyakat. Melalui jumatan, majelis ta’lim, ceramah pernikahan, dan pengajian lainnya, tokoh agama dapat dengan mudah menyampaikan perilaku pemberian gizi yang benar.  

Dengan kondisi masyarakat Brebes yang mengalami stunting (bertubuh pendek) mencapai 47,18 persen maka melalui aktor ulama, diharapkan pada tahun 2015 Kabupaten Brebes dapat menurunkan angka stunting sebanyak 5 persen.

Sebanyak 4000 Santri Putra-Putri Ponpes Al Hikmah 2 Benda Sirampog menghadiri acara pembukaan pelatihan tokoh agama untuk pencegahan stunting di Kabupaten Brebes. Acara ini di selenggarakan oleh Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) pusat bekerjasama dengan UNICEF.

Menurut data Riskesdas 2010 angka prevelensi cakupan stunting di Kabupaten Brebes 47,18% artinya bila ada ibu yang melahirkan pada jam yang sama, 5 anak mengalami stunting (kuntet).  LKNU dan UNICEF memandang pentingnya tokoh agama untuk membantu melakukan perubahan perilaku di masyarakat untuk mengatasi stunting.

“Santri sebagai generasi penerus bangsa, amat penting diberikan informasi persoalan pentingnya ASI Ekslusif, Informasi 1000 hari pertama kelahiran, peran keluarga dalam tumbuh kembang anak dalam Islam dan peran Ayah dalam mendukung ASI,”  ujar Gus Sholah.

Hadir dalam kesempatan tersebut KH Abbas Muin (Tanfidziyah PBNU), KH Ahmad Ishomuddin, Miftah Faqih (RMI PBNU), Otte Santika (UNICEF Indonesia), Bahrul Ulum (Konsultan UNICEF Kabupaten Brebes), H Athoillah (Ketua PCNU Kabupaten Brebes), Monaedi, SH ( Camat Sirampog) dan pengurus-pengurus PP LKNU.  

Peserta pelatihan  terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan usia beragam. Ustadz muda sampai kiai senior turut serta dalam pelatihan ini. Mereka mendapatkan materi pelatihan antara lain kebijakan pemerintah dalam upaya meningkatkan gizi Ibu dan Anak untuk mencegah generasi stunting, scalling up Nutrition (peningkatan gizi), peran keluarga dalam tumbuh kembang anak dalam islam, strategi dai dalam melakukan penggerakan dan penyuluhan masyarakat, praktek penyuluhan stunting bagi Kiai dan menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTK). (Wasdiun/Abdullah Alawi)


Terkait