Situbondo, NU Online
Seorang pengurus ICIS KH Cholil Nafis membacakan sejumlah poin besar hasil konferensi internasional yang mencakup penguatan umat Islam dari segala bentuk intervensi asing, cara moderat dalam penyelesaian persoalan, penolakan cara terorisme dan kekerasan, dan penguatan jaringan ulama sedunia.
<>
Di arena konferensi di pesantren Salafiyah Syafi’iyah Situbondo, Ahad (30/3) siang, Kiai Cholil menyatakan, “Kami meminta segala pihak bertikai di belahan dunia Islam di manapun untuk menyudahi segala bentuk konflik.”
Sedangkan KH Hasyim Muzadi atas nama Sekretaris Umum Internasional Conference of Islamic Scholars menyamapaikan, “Saya nyatakan, konferensi internasional ini ditutup di mana sebuah sikap bersama telah dicapai bahwa kami umat Islam Ahlussunnah wal Jamaah mengambil sikap moderat, tidak ke kanan maupun ke kiri.”
Kita umat Islam, sambung Rais Syuriyah PBNU Kiai Hasyim dalam bahasa Arab, sudah belajar banyak dari segala peristiwa kekerasan, tragedi perpecahan, dan benturan sesama umat Islam yang memakan banyak korban.
Kita sepakat untuk menerapkan perintah Allah dalam firman-Nya, “Berpeganglah kalian pada tali Allah, dan janganlah kalian bercerai berai.”
Islam itu tinggi, tiada yang menandinginya. Tetapi kenapa umat Islam terbelakang. Padahal Islam mengajarkan syariah, akidah, takwa, dan keadilan. Sebuah negara dengan penduduk Islam bisa lenyap karena tidak terdapat keadilan di dalamnya. Sementara sebuah negara kafir sekalipun bisa kekal kalau rasa keadilan warganya dijamin.
Kiai Hasyim menyatakan, peserta konferensi ini bertemu pada satu pemahaman. Mereka mengusung semangat persaudaraan dan perdamaian. Semua masalah bisa diselesaikan tanpa kekerasan. Ia menutup sambutannya dengan menyebut ayat Al-Quran, “Perkuat dirimu. Tiada pihak yang bisa membuatmu mudarat jika kamu berpegang pada petunjuk Tuhan.”
Penutupan ini diakhiri dengan doa pendek dari sejumlah dubes untuk kemaslahatan bangsa Indonesia, kesejahteraan Islam Ahlusunnah di Indonesia dan perdamaian di dunia. (Alhafiz K)