Toleransi Antarumat, Perempuan Bangsa Bersih-Bersih Tempat Ibadah
Sabtu, 14 Februari 2015 | 16:29 WIB
Jakarta, NU Online
Dewan Pimpinan Pusat Perempuan Bangsa melaksanakan bakti sosial dengan membersihkan tempat ibadah yaitu masjid, gereja dan vihara di Jakarta. Kegiatan tersebut berlangsung di Masjid Almuhajirin Jakarta Utara (13/2), Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (14/2) dan Vihara Avalokitesvara akan dilaksanakan (17/2).
<>
Menurut Ketua Umum Perempuan Bangsa Siti Masrifah, bakti sosial bertema Interfaith Week Days “Indahnya Cinta Kasih dalam Perbedaan” tersebut bertujuan membantu masyarakat tanpa membedakan suku, agama, maupun golongan tertentu.
Dikatakannya, Interfaith Week Days adalah suatu kegiatan yang didasari oleh kesadaran bahwa kerukunan dan toleransi antarumat beragama yang merupakan kebutuhan masyarakat yang sangat majemuk dan plural seperti di Indonesia.
“Jadi kegiatan ini tidak hanya terbatas untuk kaum muslimin saja, melainkan membantu agama lain,” terang salah seorang pengurus Pimpinan Pusat Fatayat NU ini melalui siaran pers yang diterima NU Online, Sabtu (14/2).
Ditambahkannya, Perempuan Bangsa mempercayai sepenuhnya apa yang disampaikan KH Abdurrahman Wahid yang mengatakan bahwa “ jika kamu berbuat baik kepada sesamamu, maka mereka tak akan bertanya lagi apa agamamu”. Di lain kesempatan kiai yang disapa Gus Dur itu juga mengatakan, bahwa “di atas semuanya, yang lebih penting dari politik adalah kemanusiaan,”.
Kegiatan ini, kata Masrifah, melibatkan sekitar 200 relawan Perempuan Bangsa yang berasal dari berbagai daerah khususnya di wilayah Jabodetabek.
Sementara Sekretaris Jenderal DPP Perempuan Bangsa Luluk Nurhamidah mengatakan, Perempuan bangsa merupakan organisasi perempuan yang bersifat sosial politik dan pemberdayaan masyarakat.
Di samping itu, sambung dia, organisasi saya Partai Kebangkitan Bangsa tersebut, dijiwai dan disemangati prinsip-prinsip kebhinekaan, cinta kasih, toleransi, antidiskriminasi dan kekerasan, serta mengembangkan sikap persahabatan dan kerja sama, tanpa membedakan agama, suku, keyakinan, kelas sosial, dan gender.
“Salah satu wujud refleksi organisasi ini adalah gerakan kemanusiaan yang kita tunjukkan melalui kegiatan bakti sosial ini,” terangnya. (Red: Abdullah Alawi)