Nasional

Tiga Menteri Gus Dur Kemukakan Masa Depan Indonesia

Rabu, 2 April 2014 | 18:00 WIB

Jakarta, NU Online
Ketiga mantan menteri pada era pemerintahan Presiden KH Abdurrahman  Wahid: Dr Moh Rizal Ramli, Prof Dr Moh Mahfud MD, dan Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri turut hadir dalam sarasehan nasional ulama pesantren dan cendekiawan, Rabu (2/4).
<>
Mereka didaulat panitia untuk berbicara sesuai keilmuan masing-masing terkait masa depan Indonesia.

Pada sesi pertama sarasehan dengan tema kebangsaan, melengkapi ketiganya hadir selaku narasumber dari PBNU Rais Syuriah KH Masdar Farid Mas'udi. Diskusi panel yang membuat hadirin bersemangat ini dimoderatori Dr Nasihin Hasan di pesantren Miftahul Ulum jalan madrasah nomor 17 Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan.

Menurut Rizal Ramli, sejak era Orde Kemerdekaan (Orla), Orde Otoriter (Orba) hingga Orde Reformasi, peran NU sangat terasa. Oleh karenanya, warga Nahdliyin harus tetap teguh memegang peranan tersebut.

Bagi mantan Menteri Koordinator Perekonomian ini, ada satu pertanyaan penting yang harus dijawab seluruh anak bangsa. Sepuluh tahun lagi Indonesia seperti apa? "Harapan perubahan untuk Indonesia yang lebih baik, rasanya masih tipis. Nah, pada kesempatan ini saya harap teman-teman NU turut merumuskan seperti apa yang kita inginkan dari para calon pemimpin kita," ujarnya.

Senada dengan Rizal, Mahfud MD menekankan perlunya kesadaran masif rakyat atas situasi mutakhir negeri ini. "Terkait pemilu, saya kira publik mestinya memilih pemimpin yang tidak tersandera kepentingan politik. Baik masa lalu maupun masa kini. Keduanya tidak akan berani merubah soal hukum," terangnya.

Bagi mantan Menhan ini, ketidaktegasan pemimpin tentang hukum akan mempengaruhi situasi politik suatu negeri. Data terbaru, lanjutnya, 318 dari 460 bupati/walikota dan 16 dari 32 gubernur terbelit skandal korupsi. "Jika demikian, satu hal yang musti kita tempuh: tegakkan hukum dan keadilan, niscaya negara akan selamat," tegas Mahfud yang langsung disambut aplaus panjang hadirin.

Di tempat yang sama, Rokhmin Dahuri memaparkan tulisannya dalam bentuk power point. Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan ini melihat banyak potensi bagi Indonesia jadi negara besar.

"Jika kita lihat di dermaga semisal di Tanjung Priok, peti kemas yang berjejer itu milik asing. Yang paling banyak itu milik Denmark. Negeri daratan kecil ini memiliki ship company terbesar di dunia. Coba bayangkan itu," katanya.

Sementara itu, KH Masdar F Mas'udi menekankan pentingnya terus bersemangat membangkitkan bangsa dan negara ini. "Jangan putus asa," tegas kiai asal Purwokerto ini. (Ali Musthofa Asrori/Abdullah Alawi)


Terkait