Intelektual Muda NU Zuhairi Misrawi mengaku heran terhadap orang-orang, khususnya yang beragama Islam, yang suka menyebarkan berita bohong atau hoaks, fitnah, dan ujaran kebencian. Sebab, menurutnya, penyebar hoaks, fitnah dan ujaran kebencian mendapat dosa yang besar.
"Kalau orang Islam harusnya mengerti bahwa hoaks itu dosa besar. Bahwa fitnah itu lebih besar dosanya daripada pembunuhan," kata Zuhairi saat menjadi pembicara pada diskusi yang bertajuk Hoaks, Integritas KPU dan Ancaman Legitimasi Pemilu. Kegiatan ini berlangsung di Whiz Hotel Cikini, Jalan Cikini Raya, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (18/1) ini.
Ia mengemukakan Islam melarang keras penyebar hoaks, fitnah dan ujaran kebencian. Fitnah lebih kejam dari pembunuhan karena dampaknya lebih membahayakan. Ia menyebut contoh bagaimana ratusan orang meninggal di Kenya akibat hoaks dengan memainkan isu sara.
"Bagaiamana di Kenya itu gara-gara hoaks yang memainkan isu sara, dalam waktu tidak lama, hanya satu jam karena hoaks, 900 orang meninggal," ucapnya.
Menurutnya, larangan hoaks juga datang dari Nabi Muhammad. Nabi berpesan hingga tiga kali kepada para sahabatnya agar menjauhi hokas.
"Kalau dalam bahasa pesantrennya, tiga kali itu penting sekali," jelasnya.
Diskusi yang diselenggarakan Institut Demokrasi Republikan (ID-Republikan) ini juga menghadirkan pembicara dari Peneliti LIPI Amin Mudzakir, dan Direktur Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti. (Husni Sahal/Muhammad Faizin)