Jakarta, NU Online
GP Ansor Jakarta Barat dalam talkshow interaktif perihal bahaya gadget untuk anak-anak di RPTRA Menara, Meruya Selatan, Jakarta Barat, Ahad (9/9). Pada kesempatan ini, GP Ansor Jakbar mendatangkan Seto Mulyadi atau Kak Seto.
Pada kesempatan tersebut, Ketua PC GP Ansor Jakarta Barat Alfanny menyampaikan terima kasih kepada pengelola RPTRA Menara yang bersedia kerja sama untuk menyelenggarakan talkshow dengan Kak Seto sebagai narasumber.
"GP Ansor Jakarta Barat ingin menjadi sahabat keluarga berbagi pengetahuan dan informasi karena keluarga adalah fondasi utama masyarakat yang pada gilirannya akan memperkokoh NKRI," kata Alfanny.
Ia berharap keluarga di Indonesia khususnya Jakarta Barat dapat terhindar dari berbagai pengaruh negatif seperti narkoba, hoaks, dan juga radikalisme.
Talkshow interaktif ini merupakan seri kedua talkshow untuk keluarga setelah talkshow cegah narkoba di RPTRA Mandala Tomang Agustus lalu.
Talkshow kali ini juga didukung PKK Meruya Selatan, Karang Taruna Meruya Selatan, Indonesian Youth Congress (IYC) dan Kompass Nusantara.
Kak Seto mengatakan orang tua sering kali tidak melihat potensi kecerdasan pada anaknya karena hanya mengutamakan bidang tertentu sebagai indikator kecerdasan anaknya. Padahal setiap anak pasti mempunyai potensi kecerdasan dalam dirinya.
"Selama ini anak yang dianggap cerdas bila anak tersebut nilai matematikanya tinggi, padahal anak yang pandai melukis, jago olahraga dan lain-lain juga termasuk anak cerdas," urai Kak Seto di depan ratusan orang tua dan anak-anak warga Meruya Selatan.
Menurut Kak Seto, bila kecerdasan anak bisa digali dan ditumbuhkan oleh orang tua, dampak negatif dari pemakaian gadget yang berlebihan pasti bisa dihindari.
"Anak yang sibuk beraktivitas fisik seperti olahraga, melukis, memasak dan lain-lain pasti akan berkurang waktunya untuk main gadget HP sehingga akan lebih cerdas dan sehat," pungkas Kak Seto.
Sementara itu, KH Najihun, ulama NU Jakarta Barat yang juga hadir sebagai narasumber mengatakan bahwa para orang tua harus meningkatkan aktivitas keagamaan di rumah untuk meminimalisasi pengaruh negatif gadget.
"Dulu, sesudah shalat magrib biasanya anak-anak rutin mengaji. Kini, aktivitas semacam itu harus kembali disemarakkan di rumah-rumah dengan pendampingan orang tua," kata KH Najihun. (Red Alhafiz K)