Nasional

Siklus Kehidupan Manusia Dalam Ilmu Tashrif

Sabtu, 28 Februari 2015 | 14:09 WIB

Cirebon, NU Online
Pengasuh pesantren KHAS Kempek kabupaten Cirebon KH Musthofa Aqil Siroj menguraikan perjalanan hidup manusia mulai dari lahir hingga wafat. Pada pengajian umum di halaman kompleks Al-Jadid pesantren Kempek pada Kamis (26/2) malam, ia mencoba menjelaskan babak-babak kehidupan manusia lewat kacamata ilmu tashrif.
<>
“Ilmu tashrif adalah satu jenis ilmu gramatika Arab yang tidak asing bagi para santri yang sedang mendalami Islam melalui pemahaman kitab kuning. Namun demikian, tashrif menyimpan hikmah tersendiri,” kata Kiai Mustthofa Aqil ratusan santri.

Wazan pertama, fa’ala di mana sebuah keharusan untuk mampu dan berani berbuat, beramal dan berkarya. “Akan tetapi itu semuanya melalui pertolongan Allah dan bimbingan dari para guru. Makanya ibaratnya nashoro yanshuru,” kata Kiai Musthofa.

Ia menyayangkan fenomena para pemuda yang lebih suka belajar agama di media sosial seperti google, youtube dan seterusnya yang jelas tidak ada gurunya. Yang dikhawatirkan ialah timbul pemikiran ekstrem hingga nekat membunuh orang lain yang tidak sepaham dengannya.

Dloroba yadlribu dipahami sebagai sebuah usaha keras menghafal, menderes, lalaran, dan tanggung jawab bila melakukan kesalahan. “Kalau sudah demikia, maka Allah akan membukakan kemudahan. Itulah fataha yaftahu fathan.”

Manusia kemudian dituntut untuk ‘alima ya’lamu mengetahui, berpengetahuan. Selanjutnya mereka harus berakhlaq, hasuna yahsunu. Terakhir semua manusia akan menghitung jerih payahnya selagi muda. Ini yang disebut hasiba yahsibu, tandas Kiai Musthofa. (Siroj Achmad/Alhafiz K)


Terkait