Nasional

Ratusan Pelajar Putri NU Ikuti Workshop Nasional Kaderisasi

Sabtu, 4 Maret 2017 | 01:02 WIB

Probolinggo, NU Online
Sedikitnya 300 orang pelajar puteri NU yang tergabung dalam Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama (IPPNU) dari 38 Pimpinan Wilayah (PW) IPPNU se-Indonesia mengikuti workshop kaderisasi di Pondok Pesantren Hati Dusun Toroyan Desa Rangkang Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo, Jum’at hingga Ahad (3-5/3).

Kegiatan yang digelar oleh Pimpinan Pusat (PP) IPPNU ini dibuka secara resmi oleh Bupati Probolinggo Hj Puput Tantriana Sari. Pembukaan ini dimeriahkan oleh persembahan Tari Glipang yang dibawakan oleh pelajar di Kabupaten Probolinggo.

Ketua Umum PP IPPNU Puti Hasni menyampaikan, tantangan global tidak lagi menjadi kewaspadaan, namun telah berubah menjadi ancaman di tengah derasnya upaya mengguncang posisi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan berbagai cara.

“Standardisasi-standardisasi yang berasaskan pada nilai-nilai global mengancam segala bentuk khazanah lokal. Keseragaman-keseragaman semu diciptakan untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan yang harmoni,” katanya.

Menurut Puti Hasni, tuntutan-tuntutan administratif terkait pendidikan semakin membutakan pemuda pada sebuah esensi pembelajaran, belajar sebagai proses untuk menjadi tahu dan bijaksana bukan bentuk keserakahan.

“Tentu akan menjadi sebuah ironi ketika seorang pelajar terjebak pada gagasan-gagasan global tanpa mengembangkan jati diri dengan khazanah lokal yang selalu dibanggakan, ideologi NU yang mampu menopang dan menyangga keberadaan NKRI,” jelasnya.

Melalui kegiatan workshop kaderisasi ini Puti Hasni mengharapkan nantinya pelajar putri NU mampu membuka wacana spirit ideologi NU yang menyelamatkan dunia dan akhirat serta menyinergikan pembangunan berasas keberagamaan untuk keutuhan NKRI.

“Memahamkan kembali posisi dan potensi kader NU umumnya dan pelajar putri NU khususnya. Serta, merumuskan kembali pola perjuangan IPPNU yang senafas dengan Khittah NU 1926,” tegasnya.

Sementara Hj Puput menegaskan, peran, tugas, dan tanggung jawab perempuan tidak kalah penting dengan peran laki-laki. Khususnya ketika menjalankan tugas seorang Istri. “Tanggung jawab istri adalah melayani suami dan paling penting adalah menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya,” ungkapnya.

Selama 3 (tiga) hari, para pelajar putri NU ini akan mengikuti seminar pengembangan kaderisasi kontemporer serta seminar literasi digital. Kemudian dilanjutkan dengan sidang komisi sekaligus RTL dan pembentukan tim penyusunan materi kaderisasi. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)


Terkait