Jakarta, NU Online
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ma’ruf Amin menyatakan bahwa Nahdlatul Ulama tidak mengancam secara politik pihak mana pun. PBNU juga tidak mengancam Presiden Jokowi terkait pemilihan capres dan cawapres.
Demikian disampaikan Kiai Ma’ruf Amin usai shalat magrib kepada NU Online di Lantai 4, Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (8/8) malam.
“Apalagi mengancam presiden. Kok ancam-mengancam?” kata Kiai Ma’ruf yang ditemani beberapa pengurus Syuriyah PBNU.
Sebelumnya, pada Rabu (8/8) sore, PBNU menerima kunjungan silaturahmi Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
Tampak hadir pada pertemuan ini Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Sekjen PBNU Helmi Faishal Zaini, Ketua PBNU Robikin Emhas, Ketua PBNU Gus Ipul, Katib Syuriyah KH Nurul Yaqin, dan Bendum PBNU Bina Suhendra.
“Jokowi bagus komunikasinya dengan saya. Itu pelintiran. Nggak ada ancam-mengancam,” kata Kiai Ma’ruf yang juga Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia.
Kiai Ma'ruf menjelaskan bahwa PBNU selama ini berhubungan baik dengan pihak manapun, termasuk dengan istana.
Perihal cawapres ini, PBNU sama sekali menghindari praktik intimidasi secara politik karena praktik tersebut bertentangan dengan prinsip-prinsip ke-NU-an dan nilai-nilai yang diputuskan oleh para kiai dalam forum Muktamar NU, Munas NU, Konferensi Besar, atau rapat taktis bahtsul masail NU.
"Yang pasti NU bergerak sesuai dengan qanun asasi NU," kata Kiai Ma'ruf Amin. (Alhafiz K)