Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ma’ruf Amin menyatakan bahwa Nahldatul Ulama tetap berpegang pada Khittah NU 1926. NU, menurutnya, hingga saat ini tidak menyalahi apa yang sudah digariskan para pendiri NU, tidak terkecuali di tengah keramaian isu cawapres belakangan ini.
Demikian disampaikan Kiai Ma’ruf Amin usai shalat magrib kepada NU Online di Lantai 4, Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (8/8) malam.
“Khittah NU itu apa? Khittah NU itu adalah segala tindakan dan cara berpikir sesuai fiqrah Qanun Asasi NU,” kata Kiai Ma’ruf.
Kiai Ma'ruf menjelaskan bahwa PBNU hingga kini memegang teguh prinsip-prinsip ke-NU-an dan nilai-nilai yang diputuskan oleh para kiai dalam forum Muktamar NU, Munas NU, Konferensi Besar NU.
“Jadi Khittah NU itu berkaitan erat dengan manhajul fikr (cara berpikir) yang sejalan dengan Qanun Asasi NU. Sampai sekarang NU masih setia berpegang pada khittahnya,” kata Kiai Ma’ruf Amin seusai shalat maghrib berjamaah bersama sejumlah pengurus Syuriyah PBNU di ruang kerjanya.
Sebagaimana diketahui, Khittah NU adalah prinsip-prinsip pergerakan organisasi yang digariskan oleh para pendiri NU pada awal pendiriannya 1926. Khittah NU menegaskan bahwa Nahdlatul Ulama merupakan organisasi masyarakat yang bergerak di bidang peribadatan, pendidikan Islam, kesehatan, sosial, dan kesejahteraan.
Sebelumnya, pada Rabu (8/8) sore, PBNU menerima kunjungan silaturahmi Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
Tampak hadir pada pertemuan ini Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Sekjen PBNU Helmi Faishal Zaini, Ketua PBNU Robikin Emhas, Ketua PBNU Gus Ipul, Katib Syuriyah KH Nurul Yaqin, dan Bendum PBNU Bina Suhendra. (Alhafiz K)