Puslitbang Lektur Kemenag Terus Kembangkan Tesaurus Manuskrip Islam Nusantara
Sabtu, 20 Mei 2017 | 00:03 WIB
Seorang calon sarjana filologi sudah tinggal menanti sidang skripsinya. Namun, ia harus mengganti skripsinya, dalam arti membuat ulang sebab naskah yang ia kaji sudah lebih dulu dikaji orang lain. Untuk menghindari hal demikian terulang, Oman Fathurrahman berijtihad untuk membuat sebuah katalog naskah daring yang tidak saja memuat identitas naskah, tetapi sampai pada berapa kali judul naskah tersebut dikutip, di buku mana dan halaman berapa dan sudah diteliti siapa saja.
Hal tersebut diceritakan oleh Muhammad Nida Fadlan, narasumber pada kegiatan Persiapan Penyusunan Manuskrip Keagamaan yang digelar oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi Kementerian Agama di Hotel Takes Mansion, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (19/5).
Senada dengan Nida, Kabid Lektur dan Keagamaan Fakhriati menyampaikan, laman yang diberi judul Thesaurus of Indonesian Islamic Manuscripts ini dibuat pada dasarnya untuk mengumpulkan hasil-hasil penelitian tentang naskah.
“Mengumpulkan hasil-hasil penelitian tentang naskah,” ujar Fahriyati.
Pada kesempatan tersebut, Nida yang juga dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu menampilkan laman yang sudah lahir semenjak tahun 2010 itu, http://lektur.kemenag.go.id/naskah/. Laman tersebut sudah memuat 3118 judul. Sejak lahirnya, laman tersebut belum mengalami pembaharuan. Oleh karena itu, alumni Pondok Buntet Pesantren itu juga berharap kepada Puslitbanglektur agar laman yang sudah berusia 7 tahun itu dapat mengikuti zaman. Ia juga berharap agar thesaurus itu dapat lebih mudah diakses.
“Saya juga berharap agar thesaurus ini lebih handy. Misal dibuat aplikasinya di Playstore,” ujarnya.
Laman yang juga dibidani oleh PPIM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini masih membatasi pada naskah Islam Nusantara. Naskah yang dimaksud mencakup dua bidang, yakni naskah karya ulama Nusantara dan naskah berbahasa Nusantara. (Syakirnf/Alhafiz K)