Nasional

Puisi Cinta untuk Novel Baswedan

Rabu, 26 April 2017 | 05:30 WIB

Pasuruan, NU Online
Dukungan moral untuk Penyidik KPK, Novel Baswedan terus mengalir. Salah satunya melalui Puisi berjudul 'Baca Novel' yang ditulis dan dibacakan sendiri oleh Haidar Hafeez, seorang penyair pesantren pada Selasa pagi kemarin, (25/04), di sela-sela diskusi Bedah Buku Jihad NU Melawan Korupsi yang digelar Lakpesdam NU Kabupaten Pasuruan di Aula KH Ahmad Jufri, di kompleks Kantor PCNU setempat.

Presiden Rumah Sastra PP Darul Ulum Karangpandan, Pasuruan ini secara khusus memberi dukungan moral pada Novel Baswedan dan membacakannya di hadapan ratusan peserta dan narasumber diskusi yang salah satu diantaranya adalah Ramah Handoko yang hadir mewakili KPK RI.

Gus Haidar, demikain ia akrab disapa, adalah salah satu eksponen Gerakan Puisi Menolak Korupsi yang dimotori oleh para penyair Nusantara, di antaranya Sosiawan Leak dan lainnya. Berikut puisi berjudul “Baca Novel” karya Haidar Hafeez:


Baca Novel

Mari baca Novel
Lahaula wala quwata illa billahil aliyil azim
Hauqalah aku kumandang
Sebab koyak dada ini membaca kisahmu Novel
Berlembar lembar surat perintah tangkap koruptor
Lenyap ditelan tragedi subuh pada halaman antara masjid dan rumahmu Novel
Tentang subuh gelapnya esok
Sorga persembunyian maling maling kekayaan negara
Kegelapan yang sengaja di cipta

Novel
Kau juga aku dan seluruh bangsa
Istirjak
Koruptor
Bukannya membaca harum jejak jejakmu Novel
Malah Novel di siram air keras
Oleh mereka si bedebah
Oleh dia si bangsat bangsa
Usai membaca keras Novel
Menorehkan kata habisi koruptor

Novel
Aku membacamu
Tenggelam aku pada lautan deritamu
Derita sebuah negeri
Dengan judul srigala adalah pengawal negeri
Pencuri dimana mana
Menjarah kaya raya negeri ini
Alam elok negeri
Terburai oleh serakah mereka yang mengatasnamakan lapar adalah syar i

Novel
Aku dan seluruh bangsa
Adalah barigademu
Bahu membahu menangkap pencuri
Menuju negeri indah wa rabbun ghafur
Dibawahnya melimpah apa saja ihwal tambang
Di atasnya bumi pijakan subur alam raya Indonesia membentang
Ijo royo royo jiwa damai penghuninya

Novel
Aku muak mendengar bahwa
Indoneaia terbesar jumlah koruptor
Dari Indonesia terbesar pemeluk muslim
Mana yang salah antara koruptor terbanyak
Dan muslim terbanyak
Bila korupsi telah mendarah daging
Walau koruptor adalah daging busuk
Namun semua suka daging busuk

Novel
Aku malu kepada dia al amin sololohu alaihi wa salam
Semenjak kecil dikenal jujur
Juga aku malu kepada romo yai Hamid
Saking jujurnya
Hingga romo yai Hamid
Saat dikejutkan oleh kematian seekor kambing
Atas amanah menyembelih kambing untuk mulutan
Sepontan ucapan romo yai menggema hingga langit
Hidup hidup, sektika kambing bangkit dari kematian
Malaikat berlarian mengawal lisan romo yai Hamid

Aku bahagia di negeri ini masih ada romo yai romo yai Hamid
Kejujurannya mengundang tangis
Novel
Kaulah tangis kami kami

Indonesia
Bukanlah sarang garong
Tetapi Indonesia dari segala sudut
Sengaja di rong rong
Oleh mereka yang merasa lebih
Lebih gila, lebih tidak waras dari kami kami

Aku dan segenap resah
Mengawal negeri ini dengan doa
Hanya pisau dapur modal kami mengawal negeri
Pisau dapur yang telah aku bacem dengan
mantera

Hanya doa
Bekal kami menghalau perusuh
Yah hanya doa
Yang aku tetaskan dari keringat
Hanya doa
Yang aku rajut dari air mata
Hingga langit jiwa di penuhi awan
Yang bunting oleh perselingkuhan antara koruptor dan penegak hukum
Tangis bayi terdengar dimana mana
Bayi bayi jadah terkutuk langit asa negeri ini
Bayi laknat yang tumbuh menggurita
Mencengkeram menghisap sendi kehidupan
Kekacauan terjadi di sudut sudut jagat raya
Tercipta oleh rakus dajjal dajjal koruptor

Maling tetaplah maling
Berbaju apapun tetaplah maling
Tidak terkecuali berbaju pandai agama
Maling tetaplah maling
Tak perduli berbaju polisi
Maling tetaplah maling
Tak perduli berbaju tentara
Maling tetaplah maling
Tak perduli berbaju malaikat
Maling tetaplah maling
Dimana mana terdengar
Maling teriak maling
Dimana mana banyak di jumpai
Srigala berbulu domba
Siap menerkam uang rakyat

Kepada maling
Kepada pencuri
Kepada koruptor
Gantung
Pancung
Lalu cincang sebagai persembahan pada pesta raya merah darah putih tulang bangsa Indonesia .
Mari terus baca
Kisah Novel
Menangislah
Teteskan air mata
Untuk obati mata Novel


(Red: Mahbib)


Terkait