Palu, NU Online
Sejak gempa bumi yang melanda Palu sebulan lalu, Kelurahan Lere, Kecamatan Palu Barat, rumah-rumah dan bangunan retak, banyak pula yang sepenuhnya roboh. Tiang listrik terlihat miring, sementara jalan raya selain patah di beberapa titik, amblas ataupun naik, juga berkelok akibat pergeseran tanah.
Salah satu titik di Kelurahan Lere yang juga terdampak parah adalah lingkungan Raudatul Atfal Darul Iman. Gedung RA yang menampung 60 siswa, rusak, sehingga kegiatan belajar mengajar belum dapat dijalankan.
Kepala RA Darul Iman, Sri Agustini mengatakan, sejak sepekan ini, kegiatan RA mulai dibuka kembali dengan memanfaatkan tenda yang difungsikan sebagai sekolah darurat. Di sekolah darurat ini, para siswa harus berbagi tempat dengan siswa MI dan MTs Darul Iman yang juga mulai mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Sepekan berjalan hanya sedikit siswa RA yang masuk dan mengikuti pelajaran. Anak-anak masih trauma dan enggan berlama-lama meninggalkan ayah dan ibu mereka.
“Alhamdulillah hari ini mereka terlihat senang dan gembira,” kata Sri Agustini Senin (29/10).
Hari itu RA Darul Iman Lere menerima kedatangan Tim NU Peduli yang mengisi kegiatan psikososial. Anak-anak RA dan juga MI mendengarkan dongeng, menyanyi bershalawat, serta berdoa bersama. Selain itu, Tim NU Peduli juga membagikan makanan serta bantuan alat tulis.
Di sela-sela sesi, anak-anak dilatih kepercayaan diri dengan diajak bernyanyi serta menjawab pertanyaan-pertanyaan pengetahuan ringan dari Tim NU Peduli.
Secara jujur, Sri Agustini mengungkapkan pihaknya tidak tahu bagaimana ke depan dapat menyelenggarakan kegiatan belajar dengan baik. Pasalnya keadaan gedung RA yang rusak berat.
“Mungkin ada dari Tim NU dapat membantu membuat gedung RA,” harapnya.
Kedatangan NU Peduli hari itu menurut Sri Agustini sangat penting untuk mendukung semangat para siswa.
“Terima kasih sebanyak-banyaknya untuk NU Peduli yang sudah membantu kami,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca. (Kendi Setiawan)