Nasional

Prof Kato Nilai Kebinnekaan Indonesia Patut Diteladani Jepang

Selasa, 15 Agustus 2017 | 07:03 WIB

Jakarta, NU Online
Guru Besar Universitas Chuo, Profesor Hisanori Kato, menyebut Indonesia bisa dijadikan teladan sekaligus rujukan dalam memahami kebinnekaan. Sebagai negara multikultur dan multiagama, NKRI patut dicontoh Jepang.

“Karena itu mereka berpikir bahwa Indonesia adalah salah satu model bagi Jepang juga untuk menerima seseorang atau sesuatu yang berbeda,” ujar Kato kepada NU Online usai berdiskusi tentang agama bersama sejumlah pejabat teras Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Senin (14/8).

Menurut  Kato, Indonesia sudah sejak lama terbiasa menerima orang yang berbeda-beda. “Sikap orang Bali, orang Padang, orang Jawa, orang Sunda (yang bisa menerima orang lain) itu sangat penting bagi kami,” tandasnya. 

Ditanya tentang perbedaan perspektif dalam memandang agama, Kato membenarkan hal tersebut sekaligus menyayangkannya. Pada saat ini, di Jepang, agama Islam tidak begitu dihargai dan dipahami dengan baik. Karena ada banyak stereotipe dan salah paham terhadap Islam.

“Karena itu, saya kira anak muda seperti mereka ingin belajar banyak dan berminat belajar secara langsung ke sini, berkomunikasi dengan bapak-ibu di sini. Mereka juga akan home stay juga dengan mahasiswa di UNAS. Saya kira mereka nanti akan memiliki pengalaman luar biasa untuk memahami Indonesia dan agama Islam secara lebih mendalam,” harapnya.

Dalam diskusi, Prof Kato mengatakan pihaknya kembali membawa para mahasiswa program studi Kebijakan Publik untuk studi banding tentang kebijakan terhadap agama di lembaga riset plat merah ini. Sebagian di antara mereka ikut serta dalam kunjungan pertama setahun silam.

“Selain itu, kami ingin lebih mengenal Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia. Bagi kami, negara ini menjadi teladan dan rujukan dalam membangun peradaban dan menghargai perbedaan,” ujar Kato.

Selain belajar mengenai mengenai kebijakan, ia bersama 23 mahasiswanya hendak berkunjung ke SMA, ke sejumlah yayasan yang aktivitasnya mengenai agama seperti ICRP dan sejumlah perusahaan juga dan di beberapa tempatnya. “Kami akan belajar tentang Pancasila,” ujarnya.

Rombongan mahasiswa dari Universitas Chuo Jepang ini disambut langsung oleh Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Abdurrahman Mas’ud. Turut mendampingi, Kepala Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Muharram Marzuki, Kepala Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Amsal Bachtiar dan sejumlah peneliti. (Musthofa Asrori/Abdullah Alawi)


Terkait