Surabaya, NU Online.
Majelis Permusyawaratan Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa (MPW PKB), acara pra muktamar PKB ini mengawali rangkaian acara yang akan berlangsung sampai hari Senin. Pertemuan kali ini membahas strategi pemenangan untuk Pemilu 2019. <>
“Targetnya PKB mampu mengalahkan Golkar,” ujar Ketua Panitia Pengarah (SC) Abdul Kadir Karding.
Pertemuan tersebut digelar di ruang Hall 3 The Palace Empire Hotel Jl Blauran No 57-75 Surabaya, Jawa Timur (30/8), Sabtu siang.Rapat tersebut melibatkan seluruh Ketua Dewan Pengurus Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa (DPW PKB) se-Indonesia.
Hadir dalam pertemuan itu empat orang pejabat teras PKB: Ketua Dewan Syuro DPP PKB KH A Aziz Mansyur, Sekretaris Dewan Syuro Andi Muawiyah Ramli, Ketua Umum Dewan Tanfidz Muhaimin Iskandar, dan Sekretaris Jenderal Imam Nahrawi.
Dalam sambutannya selaku ketua umum, Muhaimin Iskandar menyatakan bahwa MPW merupakan tradisi baru pra muktamar.
“Pleno itu isinya 5000 orang. Artinya, ada lima ribu pemikiran. Jadi banyak hal yang tidak mungkin dibicarakan dalam sidang pleno. Jangan sampai muktamar PKB seperti kongres PMII sampai 12 hari,” seloroh Cak Imin.
Cak Imin, panggilan akrab Muhaimin Iskandar, menyebut muktamar kali ini merupakan momentum untuk berbenah diri dan evaluasi. Dengan pembenahan di internal, harapannya agar PKB menjadi agen perjuangan memakmurkan rakyat, khususnya yang masih berada di bawah garis kemiskinan (kaum mustadh’afin).
“Musuh besar PKB, tentu menjadi musuh besar bangsa ini juga musuh besar rakyat yang selalu melemahkan kita bersama,” tegasnya.Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi itu menambahkan, setidaknya ada evaluasi mendasar. Pertama, aspek manajerial kepengurusan. Kedua, aspek peran aktif pengurus dan kader. Ketiga, aspek kemampuan menggalang opini dan kemampuan masyarakat.
“Tema perjuangan kita, tiada hari tanpa mendengar dan melihat PKB hadir di masyarakat. Sehingga ketika ada kabar rakyat kelaparan, harus ada berita bahwa PKB turun membantu mereka,” ujar Cak Imin yang langsung disambut aplaus hadirin. (musthofa asrori/mukafi niam)
