Bondowoso, NU Online

Genarasi muda harus dibekali dengan keilmuan dan katerampilan yang mumpuni dalam menghadapi arus globalisasi seperti saat ini. Tingginya persaingan global dan juga tantangan zaman menuntut anak muda untuk menjadi lebih kreatif dalam menghadapi kehidupan berbangsa dan bernegara, juga dalam hal beragama.

Hal tersebut disampiakan langsung oleh KHR. Kholil As’ad Syamsul Arifin. Dalam petuahnya Ra Kholil mengatakan bahwa genarasi muda harus lebih aktif dalam menyongosng perubahan zaman. Namun yang tidak boleh dilupakan adalah anak muda harus memiliki benteng ideologi yang kuat. 

“Anak-anak muda harus diajak untuk memakmurkan masjid. Melalui Remaja Masjid anak-anak muda diharapkan bisa menjadi generasi yang mampu menghadapi arus global ini dengan tetap menjaga sendi-sendi agama,” jelas Ra Kholil.

Belakangan isu tentang radikalisme kerap kali dihubungkan dengan generasi muda. Hal itu disebabkan oleh serangkaian aksi radikalisme yang dilakukan oleh pemuda yang usianya berada pada kisaran 17-25 tahun. 

Sebut contoh misalnya yang dilakukan oleh Agus Wiguna, pelaku Bom Panci di Buahbatu, Bandung, yang baru berusia 21 tahun.

Oleh karenanya, menurut Ra Kholil, pemuda harus dibekali dengan pemahaman ideologi keagamaan yang baik. Salah satu caranya adalah dengan mengampanyekan gerakan kembali menjadi remaja masjid. 

Sebab masjid, lanjut Ra Kholil, merupakan salah satu wahana terbaik dalam menyemaikan pemahaman keagamaan yang baik. (Fariz Alniezar/Fathoni)