Nasional

Pengamat: Reuni 212 Bisa Cederai Agama Jika untuk Kepentingan Politik

Rabu, 28 November 2018 | 10:15 WIB

Pengamat: Reuni 212 Bisa Cederai Agama Jika untuk Kepentingan Politik

Foto: Tempo.co

Jakarta, NU Online
Pengamat politik yang merupakan akademisi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta A Bakir Ihsan menuturkan, jika reuni 212 diadakan hanya untuk kepentingan politik, maka bisa mencederai agama Islam.

“Agama bisa terciderai apabila digunakan untuk kepentingan kelompok atau organisasi tertentu, apalagi digunakan untuk menegasi sesama muslim hanya karena perbedaan pilihan politik,” kata Bakir kepada NU Online, Rabu (28/11).

Menurut Bakir, agama Islam sejatinya bersifat universal dan rahmatan lil ‘alamin. Oleh sebab itu, tidak semestinya digunakan untuk kepentingan politik.

Ia juga menuturkan bahwa gerakan politik yang mengatasnamakan agama berpotensi merusak kohesi sosial yang telah terjalin.

“(Gerakan 212) bisa mengancam kohesi sosial, baik ukhuwah basyariyah, ukhuwah Islamiyah, maupun ukhuwah wathaniyah,” ucapnya.

Ia sendiri menganggap bahwa gerakan 212 merupakan gerakan politik. Gerakan tersebut lahir saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.

“Reuni 212 memiliki makna lebih dan bernuansa politis karena pertama, 212 merupakan gerakan politik, kedua, reuni dilaksanakan di saat berlangsung kontestasi politik,” ucapnya.

Sebagaimana diketahui, reuni 212 akan diadakan pada Minggu, 2 Desember 2018 di Monumen Nasional, Jakarta Pusat. (Husni Sahal/Abdullah Alawi)


Terkait