Kudus, NU Online
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kudus me-launching Radio Buana Kartika (RBK) FM di aula kantor NU Kudus Sabtu (19/1) kemarin. Mustasyar PBNU KH.Sya’roni Ahmadi, Waketum PBNU H. As’ad Said Ali, Bupati Kudus H. Musthofa dan Rais PCNU KH Ulil Albab Arwani menandatangani prasasti peresmian radio komunitas yang berfrekwensi 107.5 FM ini.
<>
Direktur RBK FM H Fathul Anam mengatakan radio komunitas ini untuk mensyiarkan informasi dan dakwah Islam dalam upaya penguatan ideologi Ahlussunnnah wal Jamaah dan wawasan kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“RBK akan menitikberatkan pada penyiaran nada dan dakwah sehingga bisa dinikmati warga masyarakat dan Nahdliyyin khususnya,” ujarnya.
Ia menjelaskan perangkat exciter pemancar RBK FM ini telah tersertifikasi oleh kementrian komunikasi dan informasi di Jakarta.
“Dengan tersertifikasi ini, kita akan semakin mantap mengembangkan radio ini untuk kepentingan Nahdlatul Ulama,” tandas Fathul Anam.
Ia mengajak stakeholder PCNU mulai lembaga, banom dan warga NU bisa memanfaatkan radio komunitas yang dipancarkan dari jl Pramuka no 20 Kudus ini.
“Silahkan warga NU memanfaatkan radio ini untuk kebaikan kita bersama,” tambahnya.
Ketua PCNU KH Chusnan Ms mengatakan pendirian RBK FM ini merupakan realisasi dari impian dan program kerja NU Kudus.
“NU bisa membuktikan busa mendirikan radio komunitas dari NU untuk semua,” tandasnya.
Ia menambahkan radio ini akan menjadi media dakwah, media pendidikan dan media pembangunan dan peningkatan sumber daya manusia khususnya warga NU.
“Dengan dorongan para kiai, kita optimis radio ini akan mampu meningkat dan memberi manfaat bagi orang lain,” tegasnya.
Pada acara tersebut Mustasyar PBNU KH Sya’roni hadir menyampaikan Mauidhah Hasanah sementara Wakil Ketua Umum PBNU H As’ad Said Ali dan Bupati Kudus H Musthofa mencoba siaran di ruang Studio RBK FM. Keduanya mengucapkan selamat dan selamat atas berdirinya radio komunitas Buana Kartika FM.
Dalam ceramahnya KH Sya'roni Ahmadi mengajak dalam mensyiarkan kebaikan tidak disampaikan secara berlebihan. Dengan demikian masyarakat akan selalu senang terhadap kebaikan tersebut.
“Sampaikan dengan kalem-kalem saja, jangan muluk-muluk nanti bisa keweleh (kecele) di kemudian hari,” ujarnya.
KH.Sya’roni mengatakan sudah banyak kejadian para tokoh pejabat yang terlalu berlebihan akhirnya kecele di hadapan masyarakat. Ulama kharismatik ini mencontohkan seorang menteri yang memamerkan mobil secara berlebihan yang kemudian mengalami kecelakaan.
Dalam kesempatan itu, mbah Sya’roni menyampaikan kiat agar selalu disenangi masyarakat. Ia menuturkan Nabi Muhammad memberi pengarahan supaya berlaku zuhud kepada dunia yang fana, pasti dicintai Allah dan tidak memiliki keinginan terhadap sesuatu yang disenangi masyarakat.
“Tidak usah kepinginan, nanti akan dicintai masyarakat,” tandas pengasuh pengajian Jum’at pagi Masjid Al Aqsho Menara Kudus ini seraya mengutip sebuah hadits nabi.
Selain itu, Mbah Sya’roni berpesan dalam penyiaran berita yang ringan-ringan saja. Bila ada berita atau hikmah yang bagus sertailah dengan kalimat “Insya Allah”.
“Misal berita dari NU akan mendapat mobil, kita harus menyampaikannya dengan Insya Allah NU akan menerima mobil,” selorohnya memberi contoh yang disambut gerr pengunjung.
Meski meminta kalem, mbah Sya’roni tidak melarang penyampaian secara intermezo atau guyon. Dalam kitab Albarjanji, kutipnya, Nabi pernah menyampaikan dengan guyon tetapi apa yang disampaikan pasti benar.
“Boleh intermezo asal tidak menyimpang,” tegas ulama kharismatik asal Kudus ini.
Mbah Sya’roni bercerita pada suatu hari Nabi ketemu seorang ibu tua sekali yang berharap ingin masuk surga bersamanya. Namun Nabi menjawab dalam guyon surga tidak ada orang sepuh seperti ibu.
“Tentu saja kaget ibu tua tadi. Tapi Nabi menimpali lagi bahwa di surga tidak ada orang sepuh, tapi ibu bisa masuk surga kembali menjadi muda lagi,” tuturnya lagi.
Ia mengapresiasi berdirinya radio Buana kartika yang berjargon ‘Dari NU untuk semua’. “Kita harus bersyukur supaya radio ini diberkahi oleh Allah dan dicintai masyarakat,” harapnya di depan semua pengurus yang hadir.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor : Qomarul Adib