Nasional

PBNU Minta Peristiwa Resolusi Jihad sebagai Hari Santri

Sabtu, 1 November 2014 | 11:02 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj meminta Presiden Jokowi untuk menetapakan hari santri nasional pada tanggal 22 Oktober yang bertepatan dengan Resolusi Jihad. Pada tanggal mengingatkan bangsa Indonesia pada perjuangan santri mengusir penjajah yang kemudian muncul peristiwa 10 November.
<>
"Kita usulkan, agar penetapan hari santri itu ada latar kesejarahan yang jelas," ungkapnya saat konferensi pers di sela-sela Munas dan Konbes NU, di Kantor PBNU, Jakarta, Sabtu (1/11).

Menurutnya, berdasarkan sejarah, tanggal 22 Oktober 1945, Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari, Rais Akbar PBNU, menetapkan Resolusi Jihad. Resolusi berhasil menggerakkan kaum Muslimin untuk berjihad mengangkat senjata melawan sekutu.

"Akibatnya, saat itu terjadi pertempuran hebat di Surabaya pada 10 November 1945 yang kini diperingati sebagai Hari Pahlawan. Tanggal keluarnya Resolusi Jihad sebagai Hari Santri, PBNU ingin melandasi peringatan hari besar yang dijanjikan Presiden Joko Widodo itu dengan latar kesejarahan yang jelas," terangnya. (Abdullah Alawi)


Terkait