
Sekjen PBNU H Helmy Faisal Zaini mengisi kegiatan Pendidikan Kader Muharrik dan Dakwah di Purwakarta, Jumat (26/2)
Purwakarta, NU Online
Istilah Islam Nusantara yang digagas oleh
PBNU mendapat respon positif dari publik internasional, hal ini ditandai dengan
munculnya dukungan dari para tamu luar negeri dan Kedutaan Besar Negara
Sahabat.
"Hampir tiap hari kita kedatangan tamu
dari dubes-dubes, mereka tertarik dengan Islam Nusantara yang toleran, damai,
mereka juga mendorong agar Islam Nusantara ini segera diekspos supaya dunia
mengetahuinya," ungkap Sekjen PBNU, H. Helmy Faisal Zaini saat mengisi
kegiatan Pendidikan Kader NU di Purwakarta, Jum'at (26/2).
Islam Nusantara, lanjut Helmy, bukanlah hal
baru karena sejak Wali Songo berdakwah di bumi nusantara, sejak saat itu pula
Islam Nusantara ada, sehingga tidak perlu dicurigai apalagi dipermasalahkan.
Ia pun menegaskan, Islam Nusantara menjunjung
tinggi nilai-nilai toleransi dan perdamaian sehingga dalam berdakwah tidak perlu
menggunakan cara-cara kekerasan karena hal itu akan menjatuhkan keluhuran agama
Islam dan menjauhkan umat Islam dari pergaulan internasional.
"Karena ada segelintir orang yang
membunuh atau membom atas nama Islam, yang rugi umat Islam di dunia, misalnya umat
Islam di Amerika, di Eropa, hanya karena berjilbab jadi dicurigai sebagai
teroris," kata mantan Menteri PDT ini.
Dalam mencontohkan dakwah yang damai, ia pun
menceritakan sosok Ketum PBNU, KH Said Aqil Siroj yang telah mengislamkan
beberapa non muslim.
"Kemarin Kiai Said sudah mengislamkan
lebih dari 20 warga Jepang," tambahnya.
Selain itu, kata dia, Kiai Said sering
diundang pengajian oleh para TKI yang ada di Hongkong, Taiwan, dan beberapa
negara lain. Dalam kesempatan itu ada seorang majikan yang ikut pertemuan itu.
"Kiai Said menyampaikan, kemudian
diterjemahkan bahasa Mandarin. Akhirnya majikan itu tertarik, ternyata Islam
itu toleran, Islam itu ramah, Islam itu melindungi, sehingga majikan ini masuk
Islam," tandasnya.
Agar Islam Nusantara bisa diketahui dunia internasional,
kata dia, pada bulan Mei mendatang PBNU berencana mengundang 30 ulama dari
berbagai negara dalam sebuah pertemuan International Summit of The Moderate
Islamic Leaders. (Aiz Luthfi/Zunus)