Sragen, NU Online
Dalam Rapat Kordinasi Nasional (Rakornas) NU Care-LAZISNU, Selasa (30/1) disajikan beberapa testimoni kesuksesan para pengelola BMT NU. NU Semarang berbagi tips kesuksesan mengelola dana simpan pinjam.
Awalnya BMT NU Sejahtera digagas oleh LPNU Semarang pada 2004. Pada 2008 BMT NU Sejahtera telah mendapatkan izin dari provinsi dan saat ini sudah mengantongi izin nasional.
"Pertama yang harus dikuasai adalah legalitas; kedua kita harus sadar kalau kita mempunyai tanah yang subur yaitu NU," kata Pargono, Manager BMT NU Sejahtera saat memberikan testimoni di lokasi Rakornas, Pesantren Walisongo, Sragen, Jawa Tengah.
Ia menyebut kekuatan NU dari pusat hingga ranting atau anak ranting adalah modal utama untuk bergerak. Belum lagi lembaga/banom yang harus didekati,
"Kita harus pintar, cerdas dan pandai me-PHP yaitu Pemberi Harapan Pasti," kata dia.
PHP yang dimaksud adalah pasti mengembalikan uang dan pasti aman. Kedua ini harus diperhatikan. Ketika masyarakat menyimpan uang pasti aman dan ketika masyarakat meminjam uang pasti kembalinya. Dari itu ada yang harus diperkuat yaitu sistem .
"Misalnya di cabang ada kas berapa dan di pusat sudah tahu, sistemnya harus sinergi," lanjutnya.
Saat ini BMT NU Sejahtera sudah memiliki 65 cabang dan di Sragen sudah mendirikan tujuh cabang. Bahkan dalam waktu lima bulan BMT NU Sejahtera di Sragen pembiayaannya sudah mencapai 1 miliar rupiah.
"Kami sudah memiliki izin secara nasional. Ke depan kami akan mendirikan BMT di Jawa Timur, Jawa Barat. Dan Yogjakarta sudah ada lima cabang yang sudah request (meminta) membuka cabang di sana," terang Pargono.
Dengan memiliki 65 cabang BMT NU Sejahtera Semarang memiliki omset 300 miliar.
"Kuncinya kita bagi hasil antara 1,5 persen sampai 1,7 persen. Tentu di sana ada tawar menawar. Ke depan kita nol koma tidak sampai satu persen bagi hasilnya," tutur Pargono.
Pargono melanjutkan BMT NU Sejahtera sudah melakukan MoU dengan UIN Walisongo.
Terkait Koin NU, ia mengatakan pihaknya sudah silaturahim kepada Kiai Ma'ruf Islamuddin (penggagas Koin NU Sragen) dan sekarang sudah mencapai sembilan ribu kotak, akan tetapi kinerjanya kurang fokus.
"Ke depan kita ingin fokus pada Koin NU, akan dibentuk manager dan memperkuat sistem," pungkasnya. (Rof Maulana/Kendi Setiawan)