Nasional

Obor Rakyat Serbu Pesantren-pesantren Tanpa Alamat Pengirim

Sabtu, 28 Juni 2014 | 01:23 WIB

Rembang, NU Online
Tabloid Obor Rakyat yang membuat geger warga belakangan ini masih beredar luas di pesantren-pesantren. Seperti biasa, muasal pengirim media berisi kampanye hitam ini tetap rahasia. Sebagaimana yang terjadi di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
<>
Belasan eksemplar tabloid Obor Rakyat ditemukan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) di dua Pesantren di Rembang, yakni Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang dan Pondok Pesantren Anwarus Sholihin Kragan.

Tabloid tersebut langsung diamankan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Rembang, Kamis (26/6) malam. Panwaslu khawatir tabloid yang mengumbar sentimen SARA (suku, ras, agama, dan antargolongan) tersebut kian menyebar luas ke tangan lain.

Ketua Panwaslu Kabupaten Rembang Muchlis Ridlo mengungkapkan, tabloid ini dikirimkan tanpa alamat pengirim ke Pesantren Al-Anwar Sarang, Pesantren Anwarus Sholihin Kragan dan sejumlah pesantren lainnya.

Panwaslu juga mengaku kesulitan mengungkap asal muasal peredaran tabloid Obor Rakyat di Rembang. Sebab, pihaknya baru tahu ada peredaran ketika amplop pembungkus beberapa tabloid ini telah terbuka.

Tabloid Obor Rakyat, katanya, menjadi isu nasional yang belakangan santer diperbincangkan. Pihaknya akan langsung mengamankan jika menemukan barang yang sama. Muchlis juga menegaskan bahwa tabloid Obor Rakyat bukan produk jurnalistik.

Panwaslu menduga masih ada tabloid Obor Rakyat yang beredar di wilayah Kabupaten Rembang, terutama di kalangan Pondok Pesantren. Muchlis menegaskan bagi warga yang masih menyimpannya, agar tidak disalahgunakan dengan menggandakan atau menyebarluaskannya. Jika ada yang masih nekat pihaknya akan memproses secara hukum.

Menanggapi fitnah mudah beredar, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama mengimbau kepada warga untuk selektif memilih media informasi. Menurut Rais Syuriah PBNU KH Ahmad Ishomuddin, sumber yang salah akan berisiko memecah belah bangsa. "Hentikan semua bentuk kampanye hitam!" ujarnya beberapa waktu lalu. (Ahmad Asmu'i/Mahbib)


Terkait