Nasional

Muslimat NU Sosialisasikan Imunisasi Pentavalen

Rabu, 8 Oktober 2014 | 23:45 WIB

Semarang, NU Online
Pengurus Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama bekerjasama dengan kementerian kesehatan Republik Indonesia dan The Global Alliance for Vaccines and Immunizations (GAVI) menyelenggarakan advokasi dan sosialisasi imunisasi pentavalen. Pengurus Wilayah Jawa Tengah menjadi panitia pelaksana dalam kegiatan ini. Bertempat di ruang Pakoe Buwono hotel Pandanaran, Rabu (8/10), acara berlangsung dengan khidmat. <>

Kini, anak-anak Indonesia akan lebih terlindungi dari ancaman penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), dengan ditambahkannya vaksin Haemophilus influenzae type b (Hib) yang diberikan bersamaan dengan vaksin DPT dan Hepatitis B. Vaksin pengembangan vaksin tetravalen (DPT-HB) kombinasi buatan Indonesia ini disebut Pentavalen, karena merupakan gabungan dari 5 antigen, yaitu DPT (Difteri, Pertusis dan Tetanus), Hepatitis B, serta HiB. Kini, kelima antigen tersebut diberikan dalam satu suntikan sehingga menjadi lebih efisien, tidak menambah jumlah suntikan pada anak sehingga memberikan kenyamanan bagi bayi yang mendapat imunisasi beserta ibunya.

Terdapat dua materi yang disajikan dalam sosialisasi kali ini. Pertama dari kementerian kesehatan oleh Muhani, SK M. Kes. Beliau membincang tentang peran promosi kesehatan dalam program imunisasi. Melihat imunisasi di Indonesia telah dilaksanakan mulai 1956. Sedangkan tahap pertama introduksi imunisasi pentavalen ini telah dimulai tahun kemarin di empat provinsi; Jawa Barat, Jogjakarta, Bali dan Nusa Tenggara Barat, untuk tahun 2014 secara keseluruhan di Indonesia. Muhani menambahkan bahwa selama ini kita (baca: Indonesia) masih disubsidi penuh oleh GAVI mulai tahun 2002-2016. Paska 2016 GAVI akan memindahkan subsidinya dari Indonesia ke negara yang lebih membutuhkan.

Setelah usai materi pertama Siti Aniroh Slamet Effendy menjadi pembicara kedua. Ia mengajak peserta untuk bershalawat nariyah bersama. Materi yang disampaikan beliau mengenai peningkatan peran serta Muslimat dalam memasyarakatkan vaksin pentavalen untuk penguatan program imunisasi. Sekretaris umum pengurus pusat ini mengingatkan kepada peserta tentang kekuatan Muslimat.

Bahwa Muslimat lahir tanggal 29 Maret 1946 M / 26 Rabiul Akhir 1365 H sekarang telah memiliki kader kurang lebih dua belas juta mulai Sabang hingga Merauke dari tiga puluh empat wilayah. Bahwa selain itu Muslimat lahir dari kemampuannya sendiri. Dimulai dengan muktamar I NU hingga muktamar III sehingga melahirkan Muslimat.

Sosialisasi ini merupakan kegiatan nasional dengan konsorsium dari tiga belah pihak. Aisyiyah Muhammadiyyah, Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia (Perdhaki) dan Muslimat NU. Hadir 120 peserta terdiri dari pengurus anak cabang se-kota Semarang dari 16 kecamatan, juga undangan dari jajaran tanfidziyah PWNU, Perdhaki dan Aisyiyah Wilayah Jawa Tengah. Acara seperti ini juga akan berlangsung besok di Demak dan Pekalongan (10/10).

"Sosialisasi seperti ini supaya teman-teman Muslimat mengerti apa pentingnya imunisasi. Pentavalen termasuk imunisasi yang baru," kata dr. Siti Masfufah, M. Kes (52), ketua panitia. "Kedua, mensosialisasikan teman-teman anak cabang punya kewajiban moral setelah mendapatkan sosialisasi di sini. Untuk menyampaikan di tempat masing-masing. Sehingga mereka bisa menggerakkan masyarakat agar rela bayi dan anak bawah tiga tahunnya untuk diimunisasi," tandas Masfufah yang menjadi ketua bidang kesehatan Pengurus Wilayah Muslimat.  (Mukhamad Zulfa/Anam)


Foto: Muhani, SK M. Kes dari Kemenkes membuka sosialisasi


Terkait