Meski Independen, Publik Tetap Identikan PMII dengan NU
Senin, 17 November 2014 | 23:01 WIB
Jombang, NU Online
Hasil Munas-Konbes NU 2014 tentang pemberian masa tenggang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sampai pelaksanaan Muktamar 2015 untuk kembali ke NU sebagai Badan Otonom (Banom) di tingkat mahasiswa terus hangat diperbincangkan. Selain anggota aktif, komentar juga datang dari para alumni.
<>
Aan Anshori, alumni Pengurus Cabang PMII Jombang mendukung PBNU membentuk banom mahasiswa sendiri untuk mewadahi mahasiswa Nahdliyin di kampus. “Dalam artian, semakin banyak organisasi Nahdliyin akan semakin membuka peluang terjadinya kematangan demokrasi,” ungkap koordinator GusDurian Jawa Timur ini di Jombang, Ahad (17/11).
Menurutnya, keputusan bergabung secara formal ke NU sepenuhnya ditentukan melalui mekanisme yang sudah berlaku di internal PMII. “Yang terpenting, apapun pilihan PMII harus dihormati,” ujar Aan.
Lebih lanjut pengurus Lakpesdam NU Jombang ini mengatakan, sebelum mengeluarkan ‘ultimatum’, jauh lebih penting yang perlu dipertimbangkan terlebih dahulu dan harus dijelaskan dengan baik oleh PBNU alasan substantif menjadikan PMII sebagai banom.
“Nah, kalau kita mau jujur, dengan prinsip inter-dependensi selama ini, PMII telah membuktikan kiprahnya dalam mendidik kader, yang tidak hanya cakap secara intelektual namun memiliki kritisisme. Mereka juga memegang teguh prinsip tawasuth, tawazun, tasamuh dan ta’addul dengan gayanya sendiri,” jelasnya.
Direktur LSM Lingkar Keadilan (LINK) ini juga mengingatkan, ideologi Islam Ahlussunnah wal Jamaah dan penerapan empat prinsip Aswaja tidak pernah berbeda dengan NU. “Jadi, sampai kapan pun, publik akan tetap mengidentikkan PMII menjadi bagian dari tubuh NU. Takdirnya memang akan seperti itu,” katanya.
Atas keputusan Munas-Konbes dan dinamika yang terjadi, praktisi media ini juga menyampaikan kekhawatirannya terhadap satu hal, yakni PBNU tengah disusupi oleh para pihak yang berniat menghancurkan PMII melalui dua strategi; membonsai PMII jika bergabung, dan mengekslusi PMII jika menolak bergabung. “Jika ini benar, saya menganggap strategi ini sangat berbahaya dan kurang dewasa,” tandasnya. (Romza/Mahbib)