Nasional

Menteri Agama 4 Negara Tolak Istilah Jihad untuk Ekstremisme

Kamis, 4 Desember 2014 | 01:04 WIB

Jakarta, NU Online
Menteri agama dari negara-negara yang tergabung dalam MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) sepakat menolak penggunaan terminologi “jihad” untuk kepentingan ekstremisme, radikalisme, dan terorisme. Mereka juga tak setuju dengan segala bentuk kekerasan yang mengatasnamakan Islam.
<>
Pernyataan tersebut terungkap dalam Pertemuan Tahunan Tidak Resmi MABIMS ke-16 di Denpasar, Bali, 30 November-3 Desember 2014, sebagaimana rilis yang diterima NU Online, Rabu.

Seluruh utusan itu juga serentak mengutuk segala bentuk kejahatan kemanusiaan atas nama Islam yang berakibat pada hilangnya nyawa, cacat fisik, trauma psikis, dan pemiskinan secara ekonomi. Mereka mengimbau kepada setiap orang, terutama kalangan generasi muda, untuk tidak bergabung dengan gerakan ekstremisme, radikalisme, dan terorisme yang mengatasnamakan Islam.

Forum tersebut mengambil tema “Agama Sebagai Berkah Bagi Umat Manusia” yang berarti bahwa agama mengarahkan hidup umat manusia ke jalan yang benar dan menjauhi kemungkaran. Tema ini diangkat untuk menegaskan bahwa umat Islam di negara-negara bertetangga ini memberi peran yang signifikan terhadap pembangunan dan kesatuan negara dan bangsa.

Terkait perkembangan situasi sosial politik yang berkembang di negara-negara Islam, seperti Suriah, Yaman, Palestina dan sebagainya, MABIMS menyampaikan rasa prihatin yang mendalam. Seluruh pimpinan delegasi MABIMS berdoa agar konflik segera berakhir dan suasana kembali damai.

Sebagai tuan rumah, Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin menjelaskan, dalam pertemuan ke-16 kali ini juga dilaksanakan acara peringatan “25 Tahun MABIMS”, yang ditandai dengan peluncuran Buku 25 tahun MABIMS.

“Buku ini berisi perjalanan kerja sama para menteri agama serantau dalam bidang urusan agama Islam yang dapat mendukung keberhasilan pembangunan nasional di masing-masing negara,” katanya.

Pertemuan MABIMS ke-17 dijadwalkan akan berlangsung pada tahun 2016 dan akan dilaksanakan di Malaysia. (Mahbib Khoiron)


Terkait