Nasional

Mentan Ajak Pemuda Bekerja Keras, Jangan Andalkan Proposal

Sabtu, 15 Oktober 2016 | 15:00 WIB

Makassar, NU Online
Menteri Pertanian Republik Indonesia Andi Amran Sulaiman menyampaikan kuliah umum di hadapan 2000 mahasiswa dan mahasiswi baru Universitas Islam Makassar Sabtu (15/10) di Auditorium KH Muhyiddin Zain UIM Jalan Perintis Kemerdekaan Km. 9.

Dalam kuliah umumnya, ia memotivasi kepada mahasiswa baru, jangan dibiasakan “menenteng” proposal untuk memenuhi kegiatan semisal organisasi karena sesungguhnya Islam mengajarkan tangan di atas lebih mulia dari pada tangan di bawah. Menurut dia, anak muda harus berjuang keras untuk memenuhi kebutuhannya.

Soal kerja keras, ia bercerita sewaktu dilantik banyak yang meragukan kinerja Kementerian Petanian. Selama 6 bulan pihaknya tidak melakukan sosialisasi apa pun kepada media massa. Kementan berkeliling kurang lebih ke 300 kabupaten di Indonesia untuk mencari persoalan yang menghambat kemajuan pertanian dan ditentukan solusinya.

“Akhirnya kami mengeluarkan kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, Alhamdulillah hasil pertanian kita meningkat tajam,” ungkapnya pada kegiatan bertema "Peran Perguruan Tinggi dalam Mewujudkan Kedaulatan Pangan.”

Kementan, sambungnya, juga punya komitmen memberantas korupsi. Kementan bekerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi, kejaksaan dan kepolisian mendampingi kerja-kerja Kementan.

“Saat ini KPK memiliki ruang kerja di Kementerian Pertanian untuk mengawasi seluruh kinerja kami. Selain itu biaya perjalanan kita kurangi dan mengalihkan untuk membeli traktor yang diperuntukkan petani,” terangnya seraya menyebutkan, saat ini Kementerian Pertanian mengeluarkan kebijakan dalam mengurangi impor.

Kepada seluruh mahasiswa dan mahasiswi UIM, ia berharap untuk meningkatkan tugasnya yaitu studi sesuai jurusan masing-masing.

“Belajar, belajar, dan belajar. Kami berharap kepada seluruh stakeholder UIM berkontribusi memajukan pertanian,” pintanya.

Sebelumnya, Rektor UIM Majdah Agus Arifin Nu'mang berkisah, pada tahun 1980-an ada anekdot di tengah masyarakat dalam bentuk pertanyaan, apa bahasa Arab universitas di tengah sawah?

Jawabannya, kata Ketua Muslimat NU Sulawesi Selatan ini, adalah Al-Gazali sebab pada waktu, UIM masih bernama STAI Al-Gazali dan STIP Al-Gazali yang berada di pesawahan.

“Alhamdulillah saat ini UIM terus berbenah, bersama-sama Pengurus Nahdlatul Ulama Sulawesi Selatan serta Pengurus Yayasan Perguruan Tinggi Al-Gazali tak henti-hentinya membangun sarana dan prasarana kampus yang kita cintai,” jelasnya yang disusul dengan melaporkan saat ini UIM memiliki program desa sejahtera, mandiri dan berkarakter yang dikerjasamakan dengan Kementerian Sosial RI.

Hadir pada kesempatan tersebut, Sekretaris Yayasan KH Abd Kadir Saile, Wakil Rektor I Prof Arfin Hamid, Wakil Rektor II Saripuddin Muddin, Wakil Rektor III Abd Rahim Mas P Sanjata, Wakil Rektor IV Muammar Bakry, Direktur PPS Nurul Fuadi, Dekan FKIP Arfah Shiddiq, Dekan Fak. Ilkes Rivai Pakki, Dekan Fak. Pertanian La Sumange, Dekan Sastra Prof Abd Jalil, Dekan Fak. Teknik Suradi. (Andy Muhammad Idris/Abdullah Alawi)




Terkait