Nasional

Mengaji Indonesia di UINSA, Menag jadi Pembawa Acara

Jumat, 2 Maret 2018 | 13:30 WIB

 Surabaya, NU Online
Untuk kali kedua, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) menggelar kegiatan Mengaji Indonesia. Kegiatan hasil kerja sama dengan Kementerian Agama RI tersebut akan dilangsungkan Senin (5/3) malam di halaman Gedung Twin Towers kampus setempat. 

Ketua pelaksana kegiatan ini, Helmi Umam menyampaikan bahwa kegiatan Mengaji Indonesia dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan setiap tiga bulan. “Sebagai upaya menguatkan NKRI yang agamis dan Pancasilais,” katanya, Jumat (2/3). 

Kata Helmi, kegiatan bertujuan menghubungkan keterlibatan perguruan tinggi dengan masyarakat luas melalui peran tri dharma. “Sebagai bentuk dialog kebangsaan,“ tandasnya.

Karenanya pada acara khusus Senin malam tersebut narasumber kegiatan memang tokoh nasional di Indonesia. “Khususnya mereka yang memiliki reputasi sebagai tokoh pemersatu bangsa, guru bangsa, atau yang konsen pada isu-isu Pancasila dan kesatuan bangsa,” terang Helmi.

Kegiatan ini akan dihadiri seluruh insan kampus setempat dan masyarakat umum serta sejumlah tokoh. “Untuk narasumber yang dihadirkan adalah KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus yang dikenal sebagai budayawan dan guru bangsa,” katanya.

Demikian pula ada Rosiana Silalahi selaku direktur pemberitaan Kompas TV, serta mewakili tuan rumah yakni Rektor UINSA, H Abd A'la. “Dan yang bertindak sebagai host atau pembawa acara pada kegiatan ini adalah Menteri Agama RI, H Lukman Hakim Saifuddin,” tandasnya.

Menurut Helmi, kegiatan terselenggara berangkat dari fenomena kebangsaan yang cukup rumit. “Percepatan informasi melahirkan budaya baru yang dipenuhi berita bohong atau hoaks, sikap intoleran, serta perilaku kekerasan yang menajamkan ego sektarianisme,” ujarnya.

Kondisi ini memaksa UINSA untuk melakukan langkah nyata membantu negara menjaga komitmen kebangsaan dengan cara memperkuat Indonesia yang rukun dan damai, lanjutnya.

Selain itu, UINSA dengan kelebihan yang dimiliki bisa dimanfaatkan guna meluaskan kampanye kesatuan bangsa sesuai dengan segmentasi Islam Indonesia. Terlebih menyadari bahwa Muslim Indonesia adalah yang terbesar di dunia.

Sehingga kajian keislaman harus lebih bertanggung jawab menjamin perilaku muslim lebih konstruktif bagi bangsa. “Hal ini sebagaimana seruan Menteri Agama RI agar semua perguruan tinggi agama Islam terlibat dalam penguatan Pancasila dan NKRI,” pungkasnya. (Red: Ibnu Nawawi


Terkait