Nasional

Menag Tegaskan Kebhinekaan Indonesia

Jumat, 4 September 2015 | 08:01 WIB

Manado, NU Online
Tuhan menghendaki Indonesia ini bhineka, beragam-ragam dari sisi agama, keyakinan, etnik, suku, golongan. Keberagaman dan perbedaan di Indonesia nyaris sempurna. Hampir semua berbedaan ada di negeri kepulauan ini.
<>
Demikian pernyataan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam sambutan pembukaan AICIS ke-15 di Manado, tadi malam (3/8). Menag menegaskan, warga Indonesia tidak boleh menolak keberagaman, warga Negara Indonesia tidak bisa menghindari perbedaan.

Hadir dalam pembukaan wakil gubernur Sulawesi Selatan Djouhari Kansil, anggota Watimpres Hasyim Muzadi, para retor perguruan tinggi agama Islam, para pengamat dan penelisi keislaman dalam dan luar negeri.

“Jika Tuhan menghendaki manusia ini sama, maka bisa saja. Tapi manusia ini, lebih-lebih di Indonesia, diciptakan Tuhan dengan berbeda-beda,” tegas Lukman seraya mengutip Al-Qur’an.

Dalam kesempatan itu, satu-satunya menteri kabinet Susilo Bambang Yudoyono yang menjabat lagi di era Presiden Joko Widodo itu menjelaskan bahwa Indonesia memang masih ada masalah keberagaman, masih ada konflik beragama. Tapi secara keseluruhan, Indonesia ini damai, hidup berdampingan, dan umat beragamanya punya solidaritas yang tinggi.

“Dan Manado adalah contoh dan inspirasi keragaman umat beragama. Kata Pak Wakil Guberrnur, di sini hamper 70% warganya berpenduduk Nasrani. Tapi Sulawesi Utara, khususnya warga di sini membuka diri menjadi tempat konferensi internasonal kajian Islam. Ini luar biasa,” paparnya.

Manado, lanjutnya, mengabarkan pada kita, adalah kota keberagaman. “Kota ini mengesampingkan egonya sehingga berlapang dada menerima kehadiran para akademisi-akademisi studi Keislaman dari berbagai dunia. Ini sebuah keberanian yang mengubah pandangan umum bahwa Manado sewajarnya menggelar konferensi aktivis gereja sedunia, misalnya.” (Na Naafi'/Abdullah Alawi)


Terkait