Nasional

Mbah Wahab Mendidik Santri Tidak Rendah Diri

Jumat, 7 November 2014 | 23:49 WIB

Jombang, NU Online
Setelah menunggu cukup lama, akhirnya gelar pahlawan nasional untuk KH A Wahab Chasbullah resmi didapatkan. Keberhasilan meraih gelar membanggakan tersebut membawa pesan bahwa para pegiat pesantren harus bisa memberikan kiprah terbaik bagi bangsa.
<>
Penegasan ini disampaikan Nyai Hj Mundjidah Wahab, putri KH Wahab Chasbullah yang juga Wakil Bupati Jombang pada acara tahlilan bersama di area pemakanan keluarga besar Mbah Wahab yang berada di lingkungan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang Jawa Timur, Kamis (6/11) petang.

"Sudah ada dua tokoh ulama pesantren dari Jombang yang meraih gelar pahlawan nasional, yakni hadratus syaikh KH Hasyim Asy’ari dari Tebuireng dan ayahanda KH A Wahab Chasbullah dari pesantren ini," katanya di hadapan para wartawan dan santri yang memadati area pemakaman.

"Sebentar lagi juga gelar serupa akan juga diupayakan untuk KH Bisri Syansuri dari Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang," kata mantan Ketua PC Muslimat NU Jombang dua periode ini.

Menurutnya, pengakuan tersebut memberikan penegasan bahwa para kiai pesantren dan pegiat agama juga bisa bisa berikiprah dan memberikan sumbangsih terbaik bagi bangsa dan negara.  "Ini juga kian menandaskan bahwa para santri bisa berkiprah dan memberikan prestasi terbaik bagi lingkungan dan perjuangan agama serta bangsa," kata Mundjidah.

Sesuai dengan undangan dari Kementerian Sosial, dari pihak keluarga sebanyak dua orang yang resmi menghadiri penganugerahan Pahlawan Nasional kepada tokoh yang dikenal sangat dekat dengan presiden pertama RI, Ir Soekarno ini. "Resminya yang mewakili keluarga adalah saya dan kakak saya yakni Ibu Nyai Mahfudhoh Ali Ubait," terangnya.

Santri Jangan Rendah Diri

Sebelum kegiatan tahlilan, perempuan yang biasa disapa Bu Mun ini berpesan agar para santri tidak rendah diri. Mbah Wahab adalah bukti dari perlunya dihindari sikap seperti itu. "Justru dengan kelebihan pengetahuan agama yang kalian kuasai serta kemudahan beradaptasi dengan lingkungan sekitar, maka hal itu tentunya kian memudahkan kalian untuk berkiprah di masyarakat," tandas Wakil Ketua 1 PW Muslimat NU Jawa Timur ini.

"Anggapan bahwa santri hanya bisa jadi modin, harus kalian kesampingkan," tandas Bu Mun. Karena dengan latarbelakang pendidikan baik formal maupun tempaan saat di pesantren, maka para santri bisa menjadi pahlawan bagi zamannya kelak, lanjutnya.

Bu Mun memastikan bahwa dengan keahlian yang dimiliki, para santri juga nantinya dapat memberikan sumbangsih terbaik bagi bangsa dan negara. "Kalian bisa memilih menjadi dokter, ilmuan bahkan wartawan sekalipun," katanya disambut aplaus santri.

Kegiatan tahlil bersama di pesarean pesantren ini sebagai ungkapan rasa syukur atas telah diraihnya gelar pahlawan nasional dari pemerintah.  Hadir pada acara tersebut adalah KH Hasib Wahab (putra Mbah Wabah), Ema Umiyyatul Chusnah atau Ning Ema, serta  Lailatun Ni'mah atau Ning Eli (cucu). (Syaifullah/Mahbib)



Terkait