Masyarakat Bisa Usulkan Peraih “KH A Wahab Chasbullah Award”
Kamis, 14 Agustus 2014 | 05:03 WIB
Jombang, NU Online
Ada yang berbeda dalam rangkaian haul KH Abdul Wahab Chasbullah yang ke 43 tahun ini, yakni dibukanya kesempatan masyarakat untuk mendapatkan sejumlah penghargaan. Siapa saja berhak mengusulkan orang-orang yang memiliki kriteria sesuai kategori yang ada.
<>
“Ada tiga kategori yang panitia berikan kepada sejumlah kalangan yang berhak mendapatkan KH Abdul Wahab Chasbullah Award,” kata H Mujtahidur Ridho kepada NU Online, Rabu (13/8). Ketiga kategori tersebut adalah bagi pelopor pendidikan, pelopor pengembangan ekonomi serta penggerak jam’iyah NU.
Untuk pelopor pendidikan, maka panitia memberikan kesempatan kepada khalayak untuk mengusulkan para pegiat pendidikan di berbagai daerah. “Mereka bisa para praktisi pendidikan maupun pemilik lembaga pendidikan yang tidak kenal lelah membangun dan mempertahankan mutu pendidikan di lingkungan masing-masing,” kata Gus Edo, sapaan akrabnya.
Demikian juga warga bisa mengusulkan para pegiat ekonomi di komunitasnya untuk juga bisa dipilih untuk meraih kategori pelopor pengembangan ekonomi. “Bisa para pemilik usaha, pegiat ekonomi kecil yang mampu memberikan inspirasi kepada masyarakat sehingga menjadi mandiri,” tandas mantan Ketua Umum PP IPNU ini.
“Sedangkan untuk kategori penggerak jam’iyah adalah sosok yang memiliki dedikasi tinggi dalam mengabdi kepada warga dengan jabatan strukural di Nahdlatul Ulama,” katanya. Para pengurus NU di tingkat anak ranting, hingga kepengurusan PBNU sekalipun dapat diusulkan mendapatkan anugerah tersebut, lanjutnya.
Panitia memberikan waktu yang cukup kepada sejumlah kalangan untuk bisa mengusulkan nama-nama orang yang dikenal sesuai dengan kriteria yang ada. “Hanya dengan mengusulkan nama yang disertai alamat dan penjabaran kiprah tokoh yang dinominasikan kepada panitia,” ungkapnya.
Tahapan yang akan dilampaui dari kegiatan pemberiah anugerah ini adalah yang pertama adalah tahap pengajuan usulan nominator. “Kami telah membuka kesempatan kepada masyarakat sejak 16 Juli lalu hingga 15 Agustus untuk dapat berpartisipasi dengan mengusulkan sejumlah nama yang memiliki kepeloporan di tiga kategori tersebut,” terangnya. Dan hingga kini panitia telah menerima usulan sejumlah nama yang diusulkan masyarakat.
Tahapan berikutnya yakni dari tanggal 16 hingga 25 Agustus adalah proses verifikasi dari sejumlah nama yang diusulkan masyarakat. “Kita akan melakukan pengecekan langsung ke sejumlah orang yang dianggap memenuhi kritirea untuk dilakukan validasi sesuai kategori yang ada,” katanya.
Sebelumnya, sejumlah nama yang masuk akan diseleksi oleh tim juri yang terdiri dari unsur keluarga KH Abdul wahab Chasbullah, PWNU Jawa Timur serta beberapa insan media. Diharapkan akan terpilih sosok yang benar-benar mewakili kepeloporan tersebut di masyarakat.
“Baru pada tanggal 30 Agustus, akan diumumkan secara terbuka siapa saja yang layak mendapatkan anugerah sesuai tiga kriteria yang telah disediakan,” terangnya. Sedangkan penyerahan KH A Wahab Chasbullah Award akan diberikan bersamaan dengan puncak haul yang berbarengan dengan pengajian umum pada 6 September, lanjutnya.
Pemberian anugerah ini dalam rangka meneladani kiprah dan perjuangan KH Abdul Wahab Chasbullah yang tercatat memiliki kepedulian bagi kemajuan pendidikan, pengembangan ekonomi serta khidmat kepada NU.
Diakui Ridho bahwa baru pada rangkaian haul ke 43 ini penghargaan diberikan. “Diharapkan pada tahun-tahun berikutnya, akan diberikan juga sejumlah anugerah tentunya dengan kategori yang lebih luas,” tandasnya.
Rangkaian haul KH Abdul Wahab Chasbullah akan berlangsung mulai tanggal 1 hingga 6 September di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang Jawa Timur. Sejumlah acara akan diselenggarakan saat haul dari mulai pameran dokumen, sarasehan, wisuda pertama Universitas KH Abdul Wahab Hasbullah (Unwaha), semaan Al-Qur’an, parade Ikatan Seni Hadrah Indonesia (Ishari), festival al-Banjari se Jawa Timur, serta puncaknya adalah pengajian umum dan pemberian KH Abdul Wahab Chasbullah Award. (Syaifullah/Abdullah Alawi)