Surabaya, NU Online
Pimpinan Wilayah (PW) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jawa Timur prihatin terjadinya kasus kekerasan di sekolah. Kekerasan itu dilakukan pelajar kepada gurunya di dalam kelas. Kasus serupa banyak terjadi di dunia pendidikan, namun selalu terulang.
Melalui Student Crisis Center (SCC) PW IPNU Jatim memprihatinkan tindakan para pelajar yang sudah jauh dari norma kehidupan. Seorang pelajar harusnya menjaga tiga etika ketika melaksanakan proses belajar mengajar.
“Tiga etika terhadap guru harusnya dijunjung tinggi,” kata Anang Darunnajah, Koordinator SCC Jawa Timur saat ditemui di Kantor PW IPNU Jatim, Senin (11/2).
Etika pertama adalah menjaga etika diri sendiri hak dan kewajiban sebagai pelajar. Dua etika terhadap guru di manapun berada. Dan ketiga etika dalam menghormati majelis atau ruang belajar.
“Kami ingin mengajak para pelajar agar terus menjaga tiga etika tersebut,” terang mantan Ketua Pimpinan Cabang IPNU Kota Kediri ini.
Tidak hanya itu, SCC PW IPNU Jatim akan mengadvokasi para pelajar supaya mengedepankan akhlakul karimah kepada guru, tidak hanya di dalam kelas, melainkan di mana saja ketika itu gurunya maka wajib dihormati.
“Kami akan terus mengadvokasi dan motivasi kepada pelajar agar mengedepankan etika terhadap guru,” ungkap kandidat doktor UIN Sunan Ampel Surabaya ini.
Edukasi akhlakul karimah terus disosialisasikan kepada para pelajar. Terlebih pada era keterbukaan teknologi informasi ini. Jangan sampai pelajar ikut terbawa arus perkembangan zaman. “Jangan sampai karakter kesantunan pelajar ini merosot seiring berjalannya zaman ini,” tegasnya.
Itu semua sebagai respons beredarnya video kekerasan yang dilakukan seorang siswa kepada gurunya. Video itu beredar di jagat maya melalui media sosial. Video yang diunggah melalui akun @lambeturah, @fakta.indo, dan @makassar_iinfo, memperlihatkan seorang siswa laki-laki menantang gurunya berkelahi.
Peristiwa itu terjadi di SMP PGRI Wringinanom, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik, Jawa Timur terjadi Sabtu (9/2) lalu. (Rof Maulana/Ibnu Nawawi)