Bogor, NU Online
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Bogor, Rabu (4/4), mengadakan pertemuan para pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) NU yang berada di kawasan Bogor Selatan, meliputi Kecamatan Cigombong, Kecamatan Caringin, kecamatan Cijeruk, Kecamatan Ciawi, Kecamatan Megamendung dan Kecamatan Cisarua. Masing masing MWC diwakili lima orang yang disebut sebagai “lokomotif NU”.<>
Lima orang tersebut terdiri dari yaitu Rais Syuriah, Katib, Ketua Tanfidziah, Sekretaris dan Bendahara. “Beliau-beliau lima orang ini merupakan lokomotif organisasi. Keberhasilan jam’iyyah NU di wilayah masing-masing banyak ditentukan dan dipengaruhi 5 orang ini,” kata Akhsan ustadhi, sekretaris PCNU Kabupaten Bogor.
Dalam pertemuan yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Nurul Ihsan, Kp. Cibolang Desa Teluk Pinang Kecamatan Ciawi itu KH Romdon, Ketua PCNU Kabupaten Bogor mengatakan, pembinaan manajemen Jam’iyyah ini sangat perlu untuk mengatur pola pergerakan dan strategi organisasi.
“Selain ajang silaturahmi dan komunikasi yang intens kegiatan ini juga merupakan sarana evaluasi Jam’iyyah. Kegiatan apa, sedang dan akan melakukan apa NU di wilayah masing-masing? itu yang menjadi target kami,” tambah Kang Doni, sapaan akrab Ketua PCNU Kabupaten Bogor.
Pertemuan ini adalah pertemuan kedua setelah pada tanggal 4 mei lalu diadakan pertemuan serupa di wilayah Bogor Timur yang meliputi kecamatan Cariu, Jonggol, Cileuengsi, Tanjungsari, Sukamakmur dan Klapanunggal.
“Dalam Pertemuan ini Kami berikan Strategi dalam mengelola Jam’iyyah, terutama tantangan dan kendala eksternal yang saat ini dengan terbuka menyatakan bibit permusuhan terhadap Jam’iyyah Nahdlatul Ulama, gampang mengkafirkan, membid’ahkan dan makna Jihad yang disalahgunakan. Kami berikan Jawaban dan solusi dalam Pertemuan itu,” jelas kang Doni.
Di tempat yang sama, Akhmad Ikrom, sekretaris PC LDNU Kabupaten Bogor, mengatakan, MWC NU harus memperkuat Aqidah Ahlussunnah Waljama’ahnya, tetap konsisten dengan apa yang sudah dilakukan saat ini, yaitu menjaga tradisi dan amaliyah-amaliyah NU yang selama ini dilakukan. “Jadi Warga NU Harus fanatik terhadap Ke-NU-annya, kalau mereka saja fanatik kenapa kita tidak boleh?” tegasnya.
KH Kiki Baehaqi , selaku tuan rumah, wakil Rais Syuriah PCNU dan sekaligus sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ikhsan ini mengatakan, ia merasa terhormat tempatnya digunakan sebagai pertemuan ini. “Kapanpun pertemuan-pertemuan selanjutnya akan diadakan kami selalu siap ditempati dan siap menjamu para pengurus NU. Suatu kebahagiaan tersendiri bagi kami didatangi para sesepuh NU dan Kyai-kyai NU di wilayah Bogor Selatan,” katanya seraya menambahkan pihaknya siap untuk menjadi Tuan Rumah jika pertemuan ini dilaksanakan tiap Bulan.
Beberapa MWC Cisarua juga menyiapkan tempat yang representatif untuk pertemuan berikutnya. “Kami ada beberapa Villa di Puncak yang dapat digunakan untuk Pertemuan,” kata KH Asep, Rais Syuriah MWC NU Cisarua. “Jangan Berfikir masalah biaya, secara otomatis kami siap menanggung jika pertemuan seperti ini diadakan di MWC kami,” tambahnya.
Dalam diskusi brain storming kali ini, MWCNU Kec. Caringin siap dijadikan prototype unggulan untuk MWC Wilayah Bogor Selatan. “Kami siap dijadikan percontohan, sistem administrasi kami rapi. Ranting-ranting kami Komplit. Plangisasi nama tiap ranting sedang kami proses, kegiatan syahriahan kami tiap bulan ada dan rutin. Jadi kami siap untuk dijadikan contoh untuk MWC yang lain,” kata Syarif Hidayat, Ketua tanfidziah MWC NU Caringin.
Redaktur: A. Khoirul Anam