Lesbumi Angkat Kembali Wayang Sebagai Pusaka Kemanusiaan Dunia
Sabtu, 1 November 2014 | 05:45 WIB
Jakarta, NU Online
Nahdlatul Ulama (NU) melalui Lembaga Seniman dan Budayawan Muslimin Nahdlatul Ulama (Lesbumi) menggelar peringatan 11 tahun pengukuhan wayang sebagai Adikarya Pusaka Kemanusiaan Dunia oleh Lembaga Kebudayaan PBB (UNESCO).<>
Kegiatan diluncurkan di sela acara Musyawarah nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama atau Munas dan Konbes NU di Jakarta, 1-2 November 2014. Selanjutnya kegiatan akan dipusatkan di Kompleks Pesantren Kaliopak Piyungan, Yogyakarta, selama sebulan, 1 November – 6 Desember 2014.
Demikian disampaikan Wakil Ketua Pengurus Pusat Lesbumi yang juga ketua panitia pengarah kegiatan M. Jadul Maula disela pembukaan Munas-Konbes NU di halaman kantor PBNU Jakarta, Sabtu (1/11).
Rangkaian acara peringatan dilaksanakan atas bantuan dana dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI dan dukungan-dukungan lain dari berbagai lembaga, individu dan komunitas budaya yang peduli, dan secara khusus didukung oleh pucuk pimpinan NU yakni Rais Aam PBNU KH A. Mustofa Bisri (Gus Mus).
“Peringatan Pengukuhan Wayang sebagai Pusaka Dunia akan dipusatkan di Pesantren Kaliopak Yogyakarta, dimulai dengan Diskusi Pendahuluan “Epos Mahabharata, Lakon-Lakon Wayang Jawa dan Cultural Studies,” kata Jadul Maula. Kegiatan dilaksanakan pada 10 November bersama Ki Herman Sinung Janutama (Spiritualis Jawa di Yogyakarta), Dr. St. Sunardi (Dosen IRB, Univ Sanata Dharma Yogyakarta), dan Dr. Holland C. Taylor (Spiritualis dan Ahli Sastra Jerman dari Harvard University USA).
Kegiatan dilanjutkan dengan Seminar Nasional “Wayang dan Krisis Manusia Nusantara” bersama Prof. Dr. Sri Heddy Ahimsa Putra (UGM), Dr. Sindhunata SJ. (Majalah Basis), M. Jadul Maula (Pesantren Kaliopak) pada 17 November. Rais Aam PBNU KH Musthofa Bisri dijadwalkan menyampaikan pidato iftitah dalam seminar ini.
Rangkaian kegiatan dilanjutkan hingga 6 Desember berturut-turut mulai dari kegiatan Belajar Bersama “Pesantren, Wayang, dan Jatidiri Bangsa”, Pameran Bentuk-bentuk dan Komik Wayang, Lomba Mewarnai dan Dongeng Wayang, Wayang Edukatif, Pentas Seni Tradisi dan Modern, dan Pagelaran Wayang Kulit.
Pagelaran Wayang Kulit diselenggarakan pada 6 Desember sebagai puncak acara, sekaligus penutup kegiatan pameran dan rangkaian event publik lainnya, akan digelar wayang kulit semalam suntuk, dengan lakon “Ilange Pusaka Jamus Kalimasadha” dengan dalang Ki Gondo Suharno, demikian Jadul Maula. (A. Khoirul Anam)