Pohuwato, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Abdul Manan Ghani mengatakan, untuk memperjuangkan kebenaran maka umat Islam harus berorganisasi agar gerakan dan dakwah mereka menjadi terorganisir dan tertata.
“Kebenaran yang tidak terorganisir akan dikalahkan kebatilan yang terorganisir,” kata Kiai Manan dalam acara Pelatihan Pemuda Pelopor di Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Pohuwato Provinsi Gorontalo, Rabu (6/12).
Pada dasarnya, lanjutnya, perjuangan itu tidak bisa dilakukan sendirian. Nabi Muhammad, juga menghimpun sahabat-sahabatnya untuk bersama-sama menyebarkan dan mendakwahkan Islam kepada masyarakat Arab zaman itu.
Menurut dia, manusia diciptakan Allah itu sebagai umat atau kelompok, bukan individu-individu yang berdiri sendiri karena manusia itu secara kodrati adalah makhluk yang lemah dan membutuhkan yang lainnya.
“Wakholaqol insanu dho’ifa (dan aku Allah menjadikan manusia itu lemah),” ucapnya mengutip ayat Al-Qur’an.
Lebih lanjut, Kiai Manan menuturkan, dengan adanya organisasi yang menjadi kekuatan masyarakat sipil maka konflik antar anak bangsa bisa diredam. Di Indonesia ada Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan ormas lainnya sehingga tidak ada konflik langsung antara masyarakat dengan pemerintah.
“Di Indonesia ada kiai-kiai yang terorganisir di bawah NU misalnya. Sehingga tidak mudah diprovokasi,” jelasnya.
Sementara di beberapa negara Islam seperti Afghanistan, Suriah, Yaman, Irak, dan lainnya tidak ada kekuatan masyarakat sipil seperti di Indonesia. Ketika terjadi konflik antara satu dengan yang lainnya, maka mereka tidak mudah didamaikan.
“Berorganisasi harus, berorganisasi itu penting,” cetusnya.
Kenapa harus ber-NU
Kiai asal Cirebon itu menyebutkan, ada tujuh alasan mengapa umat Islam Indonesia –bahkan dunia- harus ikut organisasi NU, yaitu NU didirikan para ulama, ulama adalah pewaris nabi, ulama NU adalah penerus Wali Songo, NU berpaham Ahlussunnah wal Jama’ah, sanad keilmuan NU sampai kepada Nabi Muhammad, NU berdiri di atas kebenaran, dan NU memiliki pandangan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sesuatu yang sudah final.
Acara pelatihan ini merupakan hasil kerjasama antara Lembaga Ta’mir Masjid PBNU bekerjasama dengan Kementerian Pemuda dan Olah Raga RI. Tema yang diangkat adalah Revitalisasi Peran dan Fungsi Masjid sebagai Benteng dan Kedaulatan dan Pemakmuran NKRI. Di Provinsi Gorontalo, acara ini diadakan selama hari di lima kabupaten kota, yaitu Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Boalemo, Kabupaten Pohuwato, dan Kabupaten Bone Bolango. (Muchlishon Rochmat)