Balikpapan, NU Online
Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI KH Cholil Nafis mengatakan, kaum religius dan nasionalis merupakan ‘jangkar’ penyangga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kedua kelompok ini memiliki perang penting dalam menyongsong masa depan Indonesia yang lebih baik.
“Jika kaum nasionalis bersinergi dengan kaum religius maka sangat mungkin Indonesia akan mancapai masa keemasan pada tahun 2045 atau tepat satu abad kemerdekaan,” kata Kiai Cholil dalam acara Sosialisasi Peta dan Pedoman Dakwah di Balikpapan, Selasa (24/4).
Lebih lanjut, Kiai Cholil menegaskan, agama dan negara merupakan dua hal yang saling membutuhkan. Agama butuh kekuasaan untuk mewujudkan keteraturan. Sementara negara memerlukan agama agar negara tersebut memiliki nilai peradaban dan kemanusiaan.
Menyitir pendapat Imam al-Ghazali, Kiai Cholil menyebutkan bahwa agama dan kekuasaan itu bagai saudara kembar. Agama adalah fondasinya sedangkan kekuasaan adalah penjaganya.
“Sesuatu yang tanpa pondasi dan dasar maka ia akan roboh, demikian juga sesuatu yang tak ada penjaga akan mudah hilang digondol maling,” terang Pengasuh Pesantren Cendekia Amanah Depok ini.
Ia menyarankan agar ulama dan umara (pemerintah) bisa ‘jalan bersama’ guna menciptakan tatanan masyarakat dan negara yang aman, tenteram, damai, sejahtera, dan sesuai dengan petunjuk Allah.
“Namun juga antara ulama dan umara jangan saling berjauhan karena sama merindukan untuk kebaikan keduanya,” jelasnya. (Red: Muchlishon)