Nasional

KH Saifuddin Amsir, Ulama yang Tekun Belajar

Senin, 23 Juli 2018 | 11:00 WIB

Jakarta, NU Online
Wafatnya ulama kharismatik asal Betawi KH Saifuddin Amsir beberapa hari lalu membuat banyak kalangan merasa kehilangan, tak terkecuali Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Abdul Manan Ghani.

Bagi Kiai Manan, Kiai Amsir adalah teman sekaligus guru baginya, yang mempunyai keluasan ilmu pengetahuan.

"Saya sangat kehilangan tokoh Betawi yang alim ini. Ia adalah orang alim yang tekun belajar," kata Kiai Manan mulai mengenang Kiai Amsir kepada NU Online di lantai tiga Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Senin (23/7).

Seperti umumnya ulama Betawi, keluasan ilmu Kiai Saifuddin Amsir diperoleh dengan mengaji dari satu ulama ke ulama lain, tanpa menjadi santri di pesantren.

Kiai Saifuddin lebih banyak menghabiskan waktu menimba ilmu dari satu pondok ke pondok lain, misalnya dari di PP Asy-Syafi'iyyah, pindah ke KH Syafi'i Hazami, kemudian ke para habaib di Batu Ceper, Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Selain rajin mengaji ke banyak ulama, Kiai Saifuddin Amsir juga dikenal Kiai Manan sebagai tokoh yang hobi membaca. Dari sanalah keluasan ilmu ia dapatkan.

Tak hanya terkenal menuntut ilmu, ia juga jarang absen memberi pengajian kepada orang lain, walaupun dalam keadaan sakit.

"Dalam kondisi sakit apa pun, dia ngajar. Saya kira itu yang perlu dicontoh dan diteladani. Menuntut ilmu dan mengajarkannya," jelas Kiai kelahiran Cirebon, Jawa Barat itu.

Seperti diberitakan, KH Saifuddin Amsir wafat pada Kamis (19/7) di Rumah Sakit OMNI Rawamangun. Dalam kepengurusan PBNU, ia tercatat sebagai Rais Syuriyah PBNU 2010-2015 dan Mustasyar periode 2015-2020.

Untuk menghormatinya, setiap hari seusai shalat zuhur berjamaah di Masjid An-Nahdloh Gedung PBNU, jamaah mengadakan tahlil. (Husni Sahal/Ahmad Rozali)


Terkait