Jakarta, NU Online
Ketua Umum Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Puti Hasni berharap Kongres ke-18 IPPNU agar mendapatkan hasil pembahasan terkait kemajuan organisasi serta strategi kaderisasi yang lebih up to date. Pasalnya saat ini terdapat bermacam-macam tantangan yang dihadapi pelajar perempuan.
"Seperti paham radikalisme yang masih masif, revolusi industri 4.0 yang mengakibatkan ketatnya persaingan di berbagai sektor, dan tekhnologi digital yang mengharuskan adanya strategi kaderisasi," ujar Puti di Gedung PBNU, Senin (17/12).
Puti menambahkan, regenerasi kepengurusan yang baru harus mampu membuat terobosan yang lebih baik dari kepengurusan sekarang. Selanjutnya, kepengurusan baru harus mampu mendirikan komisariat baru di sekolah umum, minimal 15 komisariat di masing-masing cabang.
“Selain itu, dari masing-masing cabang, IPPNU harus ada daiyah unggulan skala kabupaten atau kota,” tegasnya.
Puti menambahkan, program pelatihan daiyah di tingkat nasional telah digagas di periode ini, dan harus mampu direplikasi di tiap-tiap cabang IPPNU.
“Tujuannya adalah semakin menyebarluaskan Islam Nusantara, Islam yang rahmatan lil 'aalamiin, dan Islam Indonesia yang ramah, berdakwah bilhikmah wal mauidlotil hasanah," tegasnya.
Kongres IPPNU ke-18 akan digelar di Pondok Pesantren KHAS Kempek, Cirebon, Jawa Barat, pada 21-24 Desember 2018. (Anty Husnawati/Kendi Setiawan)