Nasional

Kematian dan Kepemimpinan Menurut Gus Mus

Selasa, 27 Maret 2018 | 08:40 WIB

Kudus, NU Online
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Musthofa Bisri menyebutkan bahwa pejabat yang baik adalah yang ingat mati. Sebaliknya, jika ada pejabat yang sewenang-wenang memerintah bisa dipastikan sebab lupa bahwa dia akan mati. 

"Kalau suatu ketika kamu membawa keranda ke kuburan, ingatlah bahwa kau akan mati, kalau suatu ketika kamu dipasrahi suatu jabatan, ingatlah suatu saat engkau akan lengser," tuturnya di Pendopo Kabupaten Kudus, Jawa Tengah Senin, (26/03).

Menurut Gus Mus, jika seseorang ingat kematian maka akan berhati-hati dalam bertindak dan bertutur sapa. Bagi pemimpin kematian juga harusnya bisa dijadikan pengingat bahwa ia akan lengser. 

"Bung Karno saja yang begitu hebatnya lengser kok, Pak Harto yang dibela ribuan tentara juga bisa dilengserkan, pemimpin kalau tidak ingat dia akan lengser itu bahaya," imbuhnya. 

Dalam kesempatan itu ia juga menyampaikan bahwa pemimpin yang baik itu adalah yang bisa memanusiakan manusia. Salah satu ukurannya yaitu dengan memahami posisi dan kondisi orang lain. 

"Banyak pemimpin sekarang yang tidak bisa ngerteni wong liyan (memahami orang lain-red)," katanya.

Nabi Muhammad itu lanjut Gus Mus, pemimpin yang bisa memahami orang lain. Buktinya tidak ada daripada sahabat yang ngrasani Nabi Muhammad. Sebab, ketika ditanya oleh sahabat Nabi menjawab sesuai kondisi dan kemampuan sahabat yang sedang bertanya.

"Kalau tidak sepenuhnya bisa paham, ambil yang tengah-tengah. Prinsip tawassut wa i'tidal adalah konsep terbaik kepemimpinan," jelasnya.

Selanjutnya, Pengasuh Pondok Pesantren Roudlotut Tholibin itu mengatakan analogi kepemimpinan terbaik adalah sholat berjamaah, seorang imam harus mengerti makmumnya supaya sholatnya bisa nyaman beribadah.

"Imam itu kalau pas, tidak kelamaan dan tidak terlalu cepat kan ya enak. Filsafat kepemimpinan yang baik itu ya sholat," ujarnya. (M. Farid/Muiz)


Terkait