Nasional

Kecerdasan-kecerdasan untuk Jalani Kehidupan

Jumat, 7 April 2017 | 20:32 WIB

Jakarta, NU Online
Kepala Badan Intelijen dan Keamanan Polri, Komjen Lutfi Lubihanto mengungkapkan dalam kehidupan ini, kecerdasan intelektual saja tidak cukup bagi seseorang, tetapi harus dibarengi dengan kecerdasan spiritual.

Hal itu diungkapkan Lutfi saat mengisi sambutan pada kegiatan “Istigotsah untuk Jakarta Damai” yang diselenggarakan di Halaman Gedung PBNU Jakarta Pusat, Jumat (7/4) malam. 

“Para santri dan anak-anak kita akan kita didik  menjadi orang yang saleh dan salehah, tidak cukup dengan hanya intelektual di sekolah, akan tetapi kecerdasan harus dibarengi spiritual. Seperti kegiatan pada malam ini yang telah dirancang oleh panitia adalah cara untuk membantu kita mencerdaskan aspek spiritual,” kata Lutfi.

Menurut Lutfi, kecerdasan spiritual juga akan memberikan kontribusi dalam menciptakan situasi yang damai dan aman seperti tujuan hidup manusia menurut agama Islam yang ingin menggapai kehidupan dunia dan akhirat dengan selamat.

Lutfi menceritakan aplikasi kecerdasan spiritual juga ia terapkan di lingkungan kepolisian. “Di kepolisian sering kami ingatakan bahwa kebahagiaan tidaklah karena status, kepangkatan, kedudukan jabatan, ataupun penguasaan materi. Kebahagiaan adalah suasana ketika hati menjadi tenang. Karena jika masing-masing kita punya potensi ketidaksabara mau cepat, mau menang tidak mau damai, itu akan mempengaruhi kondisi jiwa,” paparnya lagi.

Kecerdasan berikutnya yang harus dimiliki adalah kecerdasan sosial. “Kita belajar di tempat ini bagaimana kita melakukan kecerdasan sosial dengan toleransi, karena sesungguhnya kita berasal dari satu keturunan yang sama (Nabi Adam, red.),” tambahnya.

Ia memandang tiidak ada alasan untuk saling menghina, untuk tidak saling memberi. Ketika orang memahami kewajiban saling menyayangi dan saling memberi, suasana di Jakarta pasti akan aman dan damai. 

Selain itu, kecerdasan lainnya adalah kecerdasan finansial yakni upaya untuk mampu mandiri serta berkecukupan tanpa mengganggu pihak lain. “Kecerdasan finansial mendorong berbuat sesuatu untuk mendapatkan rizki, juga bagaimana membelanjakannya. Kita berkewajiban melakukannya di jalan Tuhan,” tandas Lutfi. (Kendi Setiawan/Abdullah Alawi)


Terkait