Semarang, NU Online
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah mengadakan Silaturahim dan Diskusi dengan Wakil Ketua Umum Pengurus Besar NU H As’ad Said Ali di lantai tiga gedung PWNU, Semarang, Kamis (27/3). <>
Acara yang digelar sederhana ini dihadiri alumnus Pelatihan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU) angkatan I Jawa Tengah, ketua lembaga, lajnah dan badan otonom di lingkungan PWNU Jateng, juga tampak pengurus teras tanfidziyah dan syuriyah.
Abu Hafshin, Ketua PWNU Jawa Tengah, menyatakan dalam sambutannya bahwa NU perlu mengimbangi kekuatan organisasi dengan kekuatan ekonomi.
Dikatakannya NU memiliki banyak tantangan diantaranya bidang politik, NU merupakan organisasi sosial kemasyarakatan, tidak mungkin berpolitik praktis. Mengutip pernyataan KH Sahal Mahfud bahwa politik NU adalah politik kebangsaan dan kerakyatan.
As’ad lebih menjelaskan pola gerakan politik yang muncul pada abad ke-19 disambungkan dengan keadaan Indonesia sekarang. Hal ini terdapat pertalian yang tidak dapat diputuskan bahkan pola yang ada cenderung tidak berubah. Sekarang, Indonesia masih memiliki pekerjaan menata sistem politik yang belum selesai dan masih dalam proses mencapai yang terbaik.
Sementara itu, lanjutnya, NU dari dulu sekarang harus tetap konsisten dalam menjalankan prinsip dasar antara lain, tawasuth (moderat), tawazun (seimbang), i'tidal (tegak lurus), tasamuh (toleransi). As’ad menegaskan, “Kita ya kita”. Dalam menjalani tawasuth, ia ad mengibaratkan, “Kita mendayung diantara dua karang.” Jangan sampai kita terdampar di salah satu karang, katanya. (Mukhamad Zulfa/Anam)