Nasional

Kang Said: Ormas dan LSM Perongrong 4 Pilar Dilarang Saja

Sabtu, 28 Juli 2012 | 00:26 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj kembali menyampaikan agar ormas dan LSM yang merongrong keberadaan 4 pilar di Indonesia, yaitu, Pancasila, UUD 1945 NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika sebaiknya dilarang saja berdiri di Indonesia karena keberadaan mereka bukannya memperkuat pondasi kebangsaan dan kenegaraan, tetapi malah berusaha menggoyahkannya untuk berbagai kepentingan.<>

Pernyataan ini disampaikan ketika menerima rombongan Pusat Teritorial Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (Puster) TNI AD yang dipimpin oleh Danpusterad Letjen TNI Indra Hidayat, Jum’at (27/7). Sebelumnya, Kiai Said pernah menyampaikan hal ini dalam pidato di kompleks parlemen dalam peringatan hari lahir Pancasila 2012.

Ia menjelaskan, Islam dan nilai-nilai kebangsaan di Indonesia telah menyatu sehingga ketika melakukan dakwah Islam, berarti juga telah melakukan dakwah mempertahankan NKRI. Hal ini berbeda jauh dengan negara di Timur Tengah yang belum mampu mengharmonikan antara agama dan kebangsaan sehingga dengan gampang bisa diintervensi negara lain.

Namun ia mengingatkan, dakwah di Indonesia, tidak bisa menggunakan pendekatan keras, karena bisa-bisa di-Irakkan atau di-Afganistankan. Demikian pula, Islam Indonesia tidak boleh menunjukkan diri sebagai kelompok yang tak berdaya karena bisa “dikadali” oleh negara lain.

Kang Said juga menegaskan pentingnya menjaga karakter, budaya, nilai dan jatidiri bangsa di tengah keterbukaan ini, dengan tidak melupakan adanya inovasi baru yang lebih baik. Kemampuan filterisasi nilai sangat penting mengingat segala macam ideologi masuk Indonesia dengan gampang.

“Sekarang ini kan era yang tidak jelas, mana yang benar dan mana yang salah, semuanya remang-remang. Dulu banyak hal yang dianggap tabu sekarang sudah dianggap biasa saja,” paparnya.

Ia juga mengingatkan, dengan tantangan yang semakin berat ini, negara sebesar apapun tidak akan berhasil jika tidak mampu bekerjasama dengan masyarakat sipil seperti Nahdlatul Ulama. 

Sementara itu Indra Hidayat menjelaskan, pihaknya merupakan bagian dari TNI Angkatan Darat yang bertugas membina para prajurit dalam menjalin hubungan dengan masyarakat. “Kita juga menggunakan pendekatan soft power dalam penyelesaian persoalan,” paparnya.

Karena itu, pihaknya selalu menjalin komunikasi dengan tokoh-tokoh masyarakat, termasuk tokoh agama untuk bersama-sama menyelesaikan persoalan negara ini.



Penulis: Mukafi Niam 


Terkait