Nasional

Jombang Tegaskan Kembali Siap Tuan Rumah Muktamar

Kamis, 20 November 2014 | 16:01 WIB

Jombang, NU Online
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang merespon baik pernyataan Syaifullah Yusuf (Gus Ipul) yang mengatakan Jombang harus siap menjadi tuan rumah muktamar NU ke-33, pada tasyakuran ditetapkannya KH Wahab Chasbullah sebagai pahlawan nasional.
<>
Menurut Ketua PCNU Jombang Dr. KH Isrofil Amar, pernyataan Gus Ipul memang benar, PWNU Jawa Timur sudah mengajukan permohonan kepada PBNU supaya Jombang menjadi tuan rumah pelaksanaan muktamar NU ke-33 yang akan dilaksanakan pada tahun 2015 nanti.

“iya betul, dan kami tegaskan bahwa PCNU Jombang sudah sangat siap melaksanakan itu,” kata KH Isrofil panggilan pimpinan NU Jombang ini, Senin (17/11).

Beberapa alasan disampaikan KH Isrofil kepada NU Online tentang keharusan pelaksanaan muktamar di Jombang. Pertama, harus diakui bersama oleh jam’iyah NU di seluruh nusantara bahwa lahirnya NU dari Jombang.

Lantas ia menyebutkan tiga pendiri dan penggerak NU yang ada di Jombang. “Disini ada Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari, KH Wahab Chasbullah, dan KH Bisari Syansuri. Dari merekalah seharusnya kita belajar berdakwah melalui NU serta menapaktilasi perjuangannya,” tambah dosen beberapa perguruan tinggi ini.

Selain itu, ia juga membeberkan beberapa persiapan dan kesiapan yang sudah dilakukan PCNU Jombang. “Saat ini pondok-pondok pesantren yang ada di Jombang sudah menyatakan kesiapannya kepada kami. Seperti, Pondok Pesantren Tebuireng, Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras, Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif, dan Pondok Peantren Darul Ulum Rejoso, serta pondok-pondok lainnya,” imbuhnya.

Ketua Syuriah NU Jomabng KH Abdul Nashir Abdullah juga menegaskan bahwa Jombang sangat siap menjadi pelaksana pagelaran akbar NU pada tahun 2015 nanti. “Kalau dulu memang belum siap, tapi sekarang kami sudah sangat siap. Selain itu, muktamar sebelumnya sudah di luar Jawa,” papar kiai kharismatik yang masih ada hubungan darah dengan Mbah Wahab Chasbullah dan KH Bisri Syansuri ini.

Senada dengan keduanya, Ketua Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LPBHNU) Jombang, Aan Anshori juga angkat bicara. Ia berpendapat ada beberapa faktor yang harus jadi pertimbangan NU Nusantara, terutama PBNU yang mempunyai wewenang memutuskan penempatan pelaksanaan muktamar ke-33 nanti.

Pertama, menurut Aan, secara historis, Jombang mencatatkan diri sebagai milestone penting gerakan NU, terutama pada periode awal. Trio Kiai Hasyim Asy’ari-Kiai Wahab Chasbullah-Kiai Bisri Syansuri merupakan konsolidator utama organisasi ini. "Ketiganya mempunyai basis legitimasi kultural-sosial-politik-keagamaan berupa pesantren di kota Jombang,” katanya.

Dewan Ahli Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jombang ini menambahkan, pilihan tersebut sekaligus menjadi kado penghormatan atas dinobatkannya KH Wahab CHasbullah sebagai pahlawan nasional awal November kemarin.

Tidak kalah penting dalam konteks nasional, kata dia, bangsa ini tengah menghadapi problem serius terkait radikalisme agama. Praktek kekerasan dalam menyikapi perbedaan terus mengemuka. Angkanya cenderung naik dari tahun ke tahun.

Kemudian Koordinator GusDurian Jawa Timur ini menguraikan catatan Wahid Institute, bahwa terdapat lebih dari 600-an kasus intoleransi terjadi sepanjang lima tahun terakhir ini. Angka tersebut berpeluang besar naik mengingat kekuatan intoleransi senyatanya mengalami penguatan konsolidasi tiap tahunnya.

“Muktamar ke-33 ini nantinya diharapkan bisa meneguhkan kembali NU sebagai elan vital penjaga Indonesia sebagaimana diajarkan pendiri NU dengan prinsip-prinsip agungnya ; tawassuth (moderat), tasammuh (toleran), tawazzun (seimbang) dan i'tidal (tegak lurus),” pungkasnya.(Romza/Abdullah Alawi)


Terkait