Nasional

Jadikan Teknologi sebagai Perantara bagi Capaian Pembelajaran

Ahad, 21 Januari 2018 | 00:36 WIB

Surabaya, NU Online
Teknologi dapat dijadikan sarana untuk memacu target pembelajaran di madrasah maupun pesantren. Yang perlu diingat, pemanfaatan teknologi hanya sebagai perantara atau washilah, bukan tujuan.

“Banyak kalangan yang justru menjadikan teknologi sebagai tujuan atau ghayah dari proses pembelajaran,” kata Agus Zainal Arifin, Sabtu (20/1). Sehingga yang terjadi, asalkan seluruh perangkat pembelajaran menggunakan piranti teknologi, maka segalanya sudah dianggap berhasil. 

Demikian pula kalau peserta didik, baik santri maupun pelajar sudah bisa menggunakan telpon genggam maupun komputer jinjing ketika proses belajar, maka itu dianggap telah sesuai harapan. “Padahal teknologi hanyalah washilah atau alat dan perantara, bukan tujuan,” kata Dekan Fakultas Terknologi Informasi dan Komunikasi (FTIK) di Institut Teknologi Sepuluh Nopember atau ITS tersebut.

Pak Agus, sapaan akrabnya mengajak kalangan pesantren dan pengelola madrasah agar menjadikan teknologi sebagai sarana untuk bisa mengoptimalkan capaian dalam pembelajaran. “Banyak program dan aplikasi pembelajaran yang sudah beredar di pasaran,” kata mantan Rais Syuriyah PCINU Jepang tersebut. Dan semuanya bisa dimanfaatkan secara maksimal bagi prestasi dan capaian santri maupun pelajar, lanjutnya.

Yang dibutuhkan saat ini adalah kesungguhan dari pucuk pimpinan lembaga pendidikan Islam, khususnya pesantren. “Asalkan benar-benar punya keinginan dan ditambah dengan komitmen menjaga semangat memajukan santri dan peserta didik, maka segalanya bisa diharapkan,” tandas Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Maa’hid Islamiyyah atau RMI ini.

Sejumlah penjelasan tersebut disampaikan alumnus program doktor di Hiroshima University Jepang ini saat menerima rombongan dari Madrasah Aliyah Unggulan KH Abdul Wahab Hasbulloh atau MAUWH Bahrul Ulum Tambakberas Jombang. 
Hadir pada pertemuan yang berlangsung di ruang rapat FTIK tersebut adalah Ustadz Abdul Haris, Miftahul Arif, Mustaufikin, Sahri, serta M Hasan. Mereka bersepakat untuk menindaklanjuti berbagai informasi dan peluang yang disampaikan Agus Zainal Arifin. (Ibnu Nawawi)


Terkait