Jakarta, NU Online
Kepala Seksi Pertahanan Gizi Direktorat Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan Dachlan Khaerun mengungkapkan tiga ciri seseorang disebut pengidap stunting: gagal tumbuh atau pendek, otak tidak berkembang, dan metabolisme tubuh.
Pertama, gagal tumbuh. Menurut Dachlan gagal tumbuh merupakan ukuran antropometri tubuh yang tidak tumbuh memanjang atau meninggi.
"Tubuh pendek atau sangat pendek itulah yang dikatakan stunting," kata Dahlan kepada NU Online seusai mengisi Lokakarya Pencegahan Stunting yang diselenggarakan atas kerja sama antara PP Muslimat NU dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi di Favehotel PGC Cililitan, Jakarta Timur, Kamis (22/11).
Kedua, gagal kembang, yaitu seorang anak yang mengidap stunting akan susah dalam menangkap mata pelajaran di sekolah sebab kognisi atau otaknya tidak berkembang seperti orang normal.
Ketiga, gagal metabolisme tubuh. Menurutnya, pengidap stunting mempunyai metabolisme tubuh lemah sehingga dia rawan terkena penyakit.
"Sehingga kalau anak stunting, pasti dia pendek, dia tidak cerdas, dia kemudian mudah sakit," katanya.
Namun demikian, sambungnya, jika salah satu dari ketiga karakteristik itu tidak ada, maka tidak bisa disebut stunting. Ia mencontohkan bagaimana seseorang yang ukuran tubuhnya pendek, tapi mempunyai prestasi di sekolah.
"Kalau dia pendek, namun kognitifnya berkembang ya tidak bisa dikatakan stunting," jelasnya. (Husni Sahal/Fathoni)