Ketua PBNU KH Marsudi Syuhud mengatakan, budaya adalah suatu kebiasaan yang tertancap dalam hati. Meninggalkan budaya akan lebih berat daripada meninggalkan hukum. NU mempunyai cara-cara tertentu dalam menerima budaya.
"Jika budaya itu sesuai dengan ajaran agama Islam, maka langsung diterima, namun jika budaya itu tidak sesuai dengan ajaran islam, maka tidak langsung ditolak, namun disaring dulu, dimana yang tidak sesuai, kemudian dimurnikan dahulu agar sesuai dengan ajaran Agama Islam, baru diterapkan di masyarakat," ujarnya pada Halal Bihalal Warga Desa Kalijambe, Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal, di Masjid Jami Asy-Syukur, Sabtu (1/7).
Marsudi mencontohkan, prosesi aqiqah adalah budaya yang telah ada sejak zaman sebelum Rasulullah SAW. Pada saat itu, jika ada anak yang lahir, memotong kambing atau unta. Kemudian darahnya diusapkan di wajah.
"Setelah Islam datang, maka budaya mengusap darah itu diganti dengan mengusap minyak wangi. Begitulah jugs cara NU menerima budaya," ungkapnya.
Menurut dia, di Indonesia, banyak sekali budaya masyarakat yang cocok dengan ajaran Islam. Budaya tahlil pun sudah disterilisasi sedemikian rupa oleh ulama terdahulu sehingga ajaran tersebut cocok diterapkan umat Islam di Indonesa.
"Dewasa ini, banyak sekali sebagian umat Islam yang menganggap bahwa budaya-budaya Indonesia tidak cocok untuk umat islam sehingga melarang kegiatan-kegiatan tersebut. Bahkan berusaha memaksa memasukkan budaya-budaya Timur Tengah ke Indonesia, yang tidak cocok diterapkan di Indonesia," bebernya.
Oleh karena itu, ia meminta Nahdliyin selektif memilih ajaran-ajaran tersebut agar tidak merusak tatanan Negara Kesatuan Republik Indonesia. "Warga NU harus selektif memilih budaya-budaya itu," tandasnya.
Acara yang digagas Forum Kalijambe Foundation (FKF) itu menghadirkan qori internasional H. Muammar ZA yang hadir berkesempatan melantunkan suara indahnya kurang lebih 1 jam dan menghipnotis warga Nahdliyin yang hadir.
Kegiatan juga diisi dengan pelantikan Forum Kalijambe Foundation (FKF), santunan puluhan yatim dan dhuafa serta peletakan batu pertama pembangunan MI dan Ponpes Terpadu Kalijambe. (Hasan/Abdullah Alawi)