Nasional

IAIN Nurul Jadid, Lahirkan Intelektual Berjiwa Santri

Rabu, 27 November 2013 | 02:02 WIB

Probolinggo, NU Online
Berdirinya Institut Agama Islam Nurul Jadid (IAINJ), Paiton, Kabupaten Probolinggo, tidak terlepas dari ikhtiar para ulama Jawa Timur. Tujuannya, mempersiapkan kader dakwah yang dapat mengawal syiar Islam dengan metode dakwah yang lebih efektif.
<>
Para ulama menyadari bahwa dunia global dengan kemajuan sains dan teknologi sangat mempengaruhi strategi dakwah sesuai tantangan zamannya. Dari pemikiran itu, IAINJ mampu bertahan dan berkembang hingga saat ini. Bahkan lembaga yang berdiri sejak 1 September 1986 itu telah mencetak ribuan kader dakwah dan melahirkan intelektual yang telah berhasil terjun di masyarakat.

Ahad (24/11), lembaga yang awalnya bernama Akademi Dakwah dan Ilmu Pendidikan Nahdlatul Ulama (ADIPNU) itu kembali melahirkan kader terbaiknya. Sebanyak 307 mahasiswa dinyatakan lulus.

Diantaranya, 14 mahasiswa dari fakultas dakwah jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), 27 mahasiswa dari fakultas syariah jurusan Ahwalus Syakhsiyah (AS) dan 17 mahasiswa dari fakultas tarbiyah jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA). Lalu 194 mahasiswa dari fakultas tarbiyah jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) dan 55 mahasiswa dari pascasarjana (S-2) PAI.

Direktur Pascasarjana IAINJ HM. Hasyim Syamhudi mengingatkan ratusan wisudawan untuk selalu mengingat Trilogi Santri Nurul Jadid. Yakni, pertama, harus berpegang teguh pada kewajiban fardhu a’in. Kedua, mawas diri dengan meninggalkan dosa-dosa besar dan terakhir, berbudi luhur pada Allah dan makhluk. “Jangan sampai berbuat korupsi dan selingkuh,” ujarnya.

Sedangkan Rektor IAINJ Drs. KH. A. Malthuf Siroj, M.Ag., menyampaikan pesan penting bagi para wisudawan. Pria berkacamata tersebut meminta para wisudawan menjaga eksistensinya saat terjun ke masyarakat.

“Nama baik Nurul Jadid ada pada alumni. Jika alumninya menjadi orang besar, maka IAINJ juga ikut besar,” ungkapnya.

Ia pun menegaskan bahwa tuntutan dan persaingan zaman makin ketat. Tapi dengan penerapan metode 11 kurikulum, dia yakin para lulusannya bisa menghadapinya. Yakni, 8 standart kurikulum dari pemerintah ditambah tiga kurikulum dari IAINJ. Meliputi pengabdian, penelitian dan kerjasama.

Sementara Pengasuh Pesantren Nurul Jadid KH. Zuhri Zaini menekankan pada peningkatan kualitas keilmuan mahasiswanya. Kepada ratusan mahasiswanya ia berpesan tiga hal. Pertama, meningkatkan pengetahuan agama, meningkatkan keterampilan salah satunya bidang IT dan peningkatan kualitas kepribadian.

“Jika kualitas pribadi dan akhlaknya baik, maka akan bermanfaat pada orang lain,” ujarnya. (Syamsul Akbar)


Terkait