Nasional

Hatta Rajasa: Pesantren Miliki Tiga Sistem Andal

Ahad, 6 April 2014 | 10:06 WIB

Cirebon, NU Online 
Terdapat tiga hal yang menjadikan pesantren selalu relevan sebagai solusi dalam menjawab segenap tantangan zaman. Satuan kunci tersebut bisa dikatakan sebagai tiga sistem andal yang dimiliki pesantren, yakni sistem sosial, sistem intelektual, serta sistem spiritual.
<>
Demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa saat memberikan sambutan dalam malam puncak Peringatan Haul Al-Marhumin Sesepuh dan Warga Pondok Buntet Pesantren Cirebon, Sabtu (5/4) malam.

“Sistem sosial, merekatkan satu sama lain, membawa saling pengertian, membuat kita tidak berbeda antara sang kaya dan sang miskin, serta saling memberikan pertolongan dalam aktivitas sosial. Sedangkan sistem intelektual berhasil mencerdaskan sumber daya manusia, memberikan pendidikan untuk menjawab tantangan zaman, menjawab tantangan keumatan, sekaligus memajukan peradaban dunia,” ungkap Hatta Rajasa.

Sedangkan tentang sistem spiritual, Hatta Rajasa melanjutkan, hal inilah yang tidak dimiliki institusi lain. Pesantren sejak lama membekali para peserta didiknya tidak hanya cerdas dalam berpikir, namun juga gemar berzikir, merenungkan segenap fenomena lalu menemukan jawaban dengan landasan moral yang baik.

“Secara singkat, pesantren adalah semacam jendela peradaban yang melahirkan manusia-manusia unggul,” katanya.

Selain soal peran pesantren sebagai solusi terhadap tantangan global, Hatta Rajasa juga menyampaikan bagaimana semestinya sikap pesantren dalam menyongsong masa depan. Menurutnya, pesantren memang harus tanggap terhadap modernisasi, namun tak boleh lalai dengan jati diri aslinya.

“Pesantren harus modern tapi tidak boleh tercerabut dari kultur kita sebagai Islam rahmatan lil alamin, Islam yang mampu menjawab tantangan-tantangan zaman,” terang Hatta.

Selain Hatta Rajasa, hadir juga memberi sambutan, Helmi Faisal Zaini, Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), Bupati Cirebon, serta diakhiri dengan ceramah keagamaan oleh KH Musthofa Aqil Siroj dan KH Yahya Cholil Staquf. (Sobih Adnan/Alhafiz K)


Terkait